- Linux seperti BlankOn itu program atau software yang boleh digunakan untuk siapa saja, termasuk yang tidak "tahu" lisensi. Windows hanya utk yang "tahu" lisensi shg pengguna PC yang tidak tahu lisensi bisa dituduh melanggar hukum karena membeli PC berisi Windows ilegal atau bajakan.
- Linux seperti BlankOn itu aman dari virus sehingga pengguna PC awam tidak perlu belajar dan install anti virus seperti ketika masih pakai Windows.
- Linux seperti BlankOn itu cukup install dari sebuah CD atau DVD sudah berisi program office dan grafis. Sedangkan install Windows belum otomatis ada office dan grafis, kecuali sudah ada dalam PC ketika dibeli.
- Linux seperti BlankOn itu produk Indonesia dengan menu dan ada manual berbahasa Indonesia sehingga mudah digunakan dan tidak melanngar hukum Indonesia jika diperjualbelikan, termasuk untuk mengikuti tender proyek pemerintah. Tidak ada Linux BlankOn BM (Black Market) karena boleh dijual di tempat gelap maupun terang...hihihi ini canda
- Linux seperti BlankOn itu barang halal, shg dapat dijadikan sarana amal dengan mengcopy dan membagi ke siapa saja untuk beramal. Mengcopy dan membagi Windows tanpa izin atau beli lisensi itu melanggar hukum negara dan agama meskipun utk amal.
Cerita seputar pendidikan teknologi informasi dan produk-produk yang dikembangkan dengan cara Open Source seperti Linux, Android, LibreOffice, dan lain-lain.
Thursday, December 08, 2011
5 Alasan Pengguna Awam PC Windows Diharapkan Pindah ke Linux
Saturday, November 19, 2011
Merdeka atau Mati
Masih menyambut Hari Pahlawan yang setiap tahun diperingati selalu memotivasi saya untuk mengobarkan jiwa kepahlawanan. Saat ini, perang untuk menguasai sebuah negara tidak lagi harus dengan senjata pemusnah badan, tapi dengan senjata pemusnah jiwa. Mati tidak berarti mati badan, tapi bisa "mati" jiwa. Jika jiwa rakyat suatu negara dikuasai negara lain, sangat mudah negara lain itu menguasai badannya pula. "Perang" kini dilakukan tidak hanya dari satu-dua sisi atau bidang, tapi dari banyak bidang, salah satunya dari bidang TIK (teknologi informasi dan komunikasi).
"Serangan" melalui TIK juga dapat menggunakan banyak jenis "senjata". Contoh pertama, messenger (chat, bbm, dsb), email, social networking, dan SMS/MMS, yang seluruh datanya disimpan oleh pihak asing. Artinya apa? Banyak komunikasi penting dan rahasia suatu negara dapat dibaca oleh negara lain yang menguasai/memiliki server atau infrastruktur utama TIK. Contoh kedua program komputer untuk pemerintahan, jika menggunakan software tertutup (proprietary) maka tidak ada yang bisa menjamin data tidak bocor ke luar negeri. Kedua contoh itu juga saling terkait, karena messenger, email, dan sms juga menggunakan software. Dengan 2 contoh itu saja, apakah ada solusinya agar kita lebih merdeka? Jelas ada, kalaupun belum bisa 100 persen merdeka, paling tidak bisa mengurangi "penjajahan".
Solusi contoh pertama, pastikan komunikasi penting atau rahasia tidak menggunakan server asing, misal untuk email rahasia gunakan server sendiri. Solusi contoh kedua, gunakan software terbuka atau FOSS (Free/Open Source Software) sehingga dapat dipastikan keamanannya dan dapat dikuasai tanpa harus tergantung ke pihak asing. Misalnya dengan menggunakan Linux dan FOSS lainnya.
Masih banyak lagi contoh senjata lainnya dari bidang TIK. Belum lagi bidang-bidang lain seperti hiburan, makanan/minuman/hirupan, pakaian, pergaulan dan jiwa sosial lainnya (melunturkan kesetiakawanan, meningkatkan hedonis), dsb. Silakan Anda pikirkan atau tuliskan di blog masing-masing lalu sebarkan melalui sarana TIK bahwa jiwa kepahlawanan tidak lagi harus mengobarkan semangat perang dengan senjata modern seperti nuklir dan pesawat tempur, apalagi hanya bambu runcing, tapi bisa dengan mengobarkan semangat kemandirian dan kemerdekaan dari tekanan atau pengaruh negatif asing.
Tulisan ini bukan anti asing, tapi anti penjajahan. :-)
Friday, October 28, 2011
Anda Setuju Sumpah Pemuda?
Ketika saya ditanya dengan pertanyaan ini, saya tidak langsung menjawab setuju. Bukan berati saya tidak setia dengan Sumpah Pemuda, tapi saya perlu berpikir lebih dulu apa akibat dari sumpah itu. Mengaku bertumpah darah yang satu Tanah Air Indonesia, tidak ada masalah bagi saya. Apalagi mengaku berbangsa yang satu Bangsa Indonesia, saya sangat setuju dan setia. Tapi menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia, saya renungkan dulu, ... dan saya juga setuju :-)
Menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia saya maknai ketika saya berkomunikasi dengan sesama bangsa Indonesia, saya harus menggunakan Bahasa Indonesia. Buku yang saya tulis untuk bangsa Indonesia harus berbahasa Indonesia. Dan software komputer yang saya promosikan untuk bangsa Indonesia harus berbahasa Indonesia.
Maka dari itu, saya menulis blog ini menggunakan software BlankOn buatan teman-teman saya orang Indonesia, yang setia dengan sumpah pemuda, melalui software buatannya. Meskipun saya pernah bertanya, mengapa bernama BlankOn, dan mengapa tidak belangkon? Saya dapat jawaban itu hanya nama, dan nama berbau asing yang punya banyak makna itu tidak mengurangi semangat para pengembang dan penggunanya untuk setia menggunakan Bahasa Indonesia, selain menguasai "bahasa ibu" dan bahasa asing yang berguna untuk berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Monday, September 19, 2011
Sumpah Pemuda dengan BlankOn
Monday, July 18, 2011
Beberapa Contoh Memahami Perbedaan
Anda pernah membaca atau mendengar kalimat "Sepakat untuk Tidak Sepakat"? Jika pernah dan Anda sepakat bahwa kita bisa "sepakat untuk tidak sepakat", maka kita sama-sama memahami adanya perbedaan.
Perbedaan pendapat itu bisa terjadi (antara lain) karena perbedaan acuan yang digunakan untuk berpendapat. Sebagai contoh, pengguna Linux yang baru mencoba Windows berpendapat menggunakan Windows itu susah, karena acuan dia berpendapat adalah menggunakan Linux. Demikian pula sebaliknya, pengguna Windows yang baru mencoba Linux berpendapat Linux itu susah. Ini juga terjadi pada pengguna smartphone atau PC tablet, ada yang cocok dengan Android, ada yang pilih Meego, ada pula yang pilih IOS (Ipad/Iphone), dsb.
Sesama pengguna Linux pun ada banyak perbedaan. Misal Linux BlankOn dinilai mudah bagi yang biasa pakai Ubuntu. Lalu Linux IGN (IGos Nusantara) juga dinilai mudah bagi yang biasa pakai RedHat atau Fedora. Bahkan dengan distro Linux yang sama, ada yang berpendapat mudah akses web dengan Chromium/Chrome, ada yang pilih Firefox, dan ada pula yang pilih Opera.
Ini keluar topik Linux, meskipun untuk memahaminya sebaiknya menggunakan Linux dan program Kstars atau Stellarium. Menentukan kapan 1 Ramadhan dan kapan 1 Syawal juga terjadi beda pendapat, karena beda acuan, meskipun sama-sama berpendapat sesuai dengan kitab suci (Al Qu'ran) dan sunnah Nabi SAW. Ada yang berpendapat untuk menentukan tanggal 1, mata harus melihat bulan ketika malam ke-30 di bulan berjalan. Jika mendung, genapkan bulan itu menjadi 30 hari. Ada yang berpendapat tanggal 1 ditentukan jika bulan sudah ada di atas ufuk, dilihat dari suatu wilayah, meskipun belum dapat dilihat dengan mata. Belum lagi yang menggunakan acuan atau kriteria selain itu, misal acuan wilayah pengamatan, apakah harus seluruh Indonesia atau cukup dari salah satu tempat di Indonesia.
Contoh, pendapat pertama dan kedua akan mengawali puasa tahun 1432H ini pada Senin 1 Agustus 2011 karena ketinggian bulan dilihat dari berbagai wilayah di Indonesia pada Minggu sore 31 Juli 2011 sekitar 8 derajat. Kemudian saat menentukan 1 Syawal, pendapat pertama akan berlebaran (1 Syawal) pada 31 Agustus karena ketinggian bulan saat matahari terbenam pada 29 Agustus baru sekitar 2 derajat sehingga tidak bisa dilihat dengan mata. Pendapat kedua akan berlebaran pada 30 Agustus karena ketinggian bulan 2 derajat itu menunjukkan bulan sabit sudah ada, alias wujudul hilal.
Seandainya semua ulama/umara penentu kebijakan 1 Ramadhan dan 1 Syawal mau belajar dari para pengguna Linux (maaf kalau ini terkesan berlebihan), maka akan terjadi "sepakat untuk tidak sepakat" sehingga semua umat muslim di Indonesia berlebaran pada 30 Agustus atau 31 Agustus atau tanggal lain (?). Hanya Tuhan Allah yang pasti tahu mana yang paling benar. Manusia ditugaskan belajar dan berusaha sesuai dengan petunjuk-Nya.
Saturday, June 25, 2011
Pro-Kontra Sertifikasi SDM Linux
Mengapa sertifikasi SDM (termasuk kompetensi komputer berbasis Linux) kadang ditanggapi pro dan kontra? Penyebabnya antara lain ada SDM yang memperoleh kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan setelah memiliki sertifikat kompetensi (pro) dan ada SDM yang mendapatkan pekerjaan dengan mudah meskipun tidak memiliki sertifikat kompetensi lalu menilai sertifikasi tidak berguna (kontra).
Saya lihat keduanya benar sesuai kondisi masing-masing, sehingga pro-kontra ini tidak bertentangan. Sertifikasi itu hanya cara mendapatkan bukti atau pengakuan bahwa seseorang kompeten di suatu bidang. Bukti itu dibutuhkan misalnya untuk melamar kerja pada perusahaan atau lembaga yang membutuhkan bukti.
Sertifikasi kadang juga dibutuhkan untuk proses seleksi atau lelang proyek pengadaan barang/jasa, sebagai salah satu kriteria penilaian. Di bidang personalia atau pengembangan SDM, sertifikasi bisa dijadikan salah satu kriteria penentuan gaji dan atau jabatan.
Contoh sertifikasi Linux di Indonesia diselenggarakan oleh YPLI ada di Sertifikasi BlankOn. Contoh lain yang telah diakui secara internasional ada di Linux Professional Institute.
Thursday, June 23, 2011
Memahami Software Komersial dan Non Komersial
Salah satu pernyataan RMS (Richard M. Stallman, tokoh GNU dan Yayasan Free Software) yang menarik perhatian saya adalah free software BUKAN tidak boleh dikomersialkan. Pernyataan ini seperti bertentangan dengan pernyataan lisensi beberapa software "gratis" lainnya yang melarang dikomersialkan. Mengapa demikian?
Bisa jadi itu tidak bertentangan, karena komersial pertama (versi RMS) adalah menjual software atau barang/jasa lain yang terkait software tanpa menjual lisensi (izin), sedangkan komersial pada pernyataan kedua adalah menjual lisensi (izin). Bisa jadi pula itu memang bertentangan, jika maksud komersial pada pernyataan kedua juga melarang penjualan software meskipun tidak menjual lisensi. Bahkan ada yang melarang software "gratis"-nya digunakan untuk usaha/kegiatan yang bersifat komersial.
Kesimpulan saya, suatu karya berlisensi FOSS (Free/Open Source Software) dapat dikomersialkan, dengan syarat dan ketentuan berlaku sesuai dengan jenis lisensi masing-masing karya. Komersialisasi software tidak harus menjual lisensi, tapi bisa juga menjual hardware yang berisi software, menjual jasa pemasangan dan perawatan software, menjual tambahan atau modifikasi software, menjual jasa dukungan teknis, menjual jasa pelatihan untuk pengembang/pengguna, dan lain-lain.
Bahkan, karena secara hukum formal menjual lisensi software (proprietary) itu boleh, maka menjual lisensi karya Non FOSS yang dijalankan bersama karya FOSS juga boleh. Jadi, FOSS seperti juga Proprietary dapat dikomersialkan, kecuali ada pernyataan lisensi suatu produk yang melarang orang mendapatkan uang dengan produk itu dengan cara apapun. Adakah produk yang benar-benar Non Komersial? Ada, misalnya "hati" kita. :-)
Tuesday, June 21, 2011
Brasil Negara Berhasil
Semua orang tahu, Brasil negara berhasil di bidang sepakbola, sehingga saya tidak perlu ceritakan lagi di sini. Bagaimana Indonesia?
Banyak orang tahu, Brasil negara berhasil membuat pesawat jet penumpang, sehingga Juni 2011 ini Indonesia memesan 30 biji. Bagaimana Indonesia? Indonesia pernah bermimpi membuat pesawat jet serupa, N2130, selain pesawat berbaling-baling, N250.
Apakah Anda tahu, Brasil juga negera berhasil di bidang TI dengan mengembangkan dan menggunakan Linux/FOSS? Ratusan ribu hingga jutaan komputer di pemerintahan dan pendidikan Brasil telah terpasang Linux/FOSS. Diperkirakan puluhan juta orang Brasil telah menggunakan Linux untuk belajar dan bekerja sehari-hari. Bagaimana Indonesia? Indonesia, Go Open Source! Pemerintah punya target 31 Desember 2011 tidak ada lagi software bajakan di pemerintah karena telah beralih ke Linux/FOSS.
NB:
Saya belum pernah pergi ke Brasil dan tulisan ini bukan promosi Brasil. Cerita ini saya rangkum dari berita tv dan internet untuk promosi keberhasilan. Semoga Indonesia bisa berhasil seperti Brasil saat ini, dan semoga Indonesia tidak jadi negara gagal. :-)
Wednesday, May 11, 2011
Anak-pinak Linux dan Unix
Saturday, April 16, 2011
Model Bisnis Open Source
Open Source Software atau Free Software tidak identik dengan produk gratis. Kedua istilah itu hanya merupakan konsep pembuatan dan penyebaran, termasuk penjualan software dan jasa/barang terkait software. Banyak peluang wirausaha berbasis teknologi atau technopreneur dengan memanfaatkan konsep Open Source. Berikut ini beberapa model bisnis yang telah digunakan banyak perusahaan dengan sukses.
1. Competency-based services: Jasa berbasis kompetensi tanpa punya produk sendiri. Contoh: LPI (sertifikasi), NF (pelatihan), dll.
2. Distribution, services, and branding: Jasa plus produk. Contoh: RedHat, BlankOn, dll.
3. Widget frosting: Menjual produk seperti hardware (widget) yang menggunakan OSS (frosting). Contoh: Acer, IBM, Samsung, dll.
4. Accessorizing: Majalah, buku, CD/DVD, dll.
5. Loss Leader: Mengubah produk jadi FOSS agar tetap memimpin pasar. Contoh: Mozilla
6. Free the software, sell the brand: Membebaskan lisensi (FOSS), dan menjual merek. Contoh: Google dengan Android-nya.
7. Dual licensing: Merilis produk dalam dua lisensi FOSS & Proprietary. Contoh: MySQL.
8. Dual mission: Mirip dengan dua licensing, bedanya di sistem pemaketan, jasa lain, dan support. Contoh: Sendmail dan Zimbra.
9. Buat software proprietary untuk dijual di atas distro Linux (ikut develop Linux). Contoh: Oracle, VMWare, Adobe, dll.
10. Menggabungkan software proprietary dengan FOSS untuk aplikasi khusus. Contoh: Covalent (ikut develop Apache), dll.
11. Memaket produk Proprietary dan FOSS dengan hardware. Contoh: Mikrotik, produsen smartphone dan tablet Android, dll.
Saya akan diskusikan itu semua dalam seminar di Stimik Amikom Jogja, Sabtu, 16 April 2011, setelah makan siang. Termasuk studi kasus dengan menggunakan merek BlankOn, InfoLINUX, dan Nurulfikri.
Wednesday, March 30, 2011
Selamat Hari Kemerdekaan Dokumen
Sunday, March 27, 2011
Fakir-miskin juga Berhak jadi Teknokrat
Fakir-miskin juga Berhak jadi Teknokrat...
Friday, March 25, 2011
Pejuang BlankOn yang Tak Kenal Lelah
Sunday, February 27, 2011
Jika Linux hanya Android
- Linux dipaket dalam perakitan dan penjualan komputer desktop, netbootk, notebook, dan server.
- Pengguna komputer mau pakai office selain MS Office, pengolah foto selain Photoshop, penggambar selain CorelDraw, pemrograman selain VB, game online yang tersedia di Linux, dan lain-lain.
- Pengguna komputer menyadari bahwa berganti menu dan tampilan desktop itu hal biasa, seperti berganti merek hp saja.
Monday, January 31, 2011
Dosa-dosa TIK oleh Bangsa Indonesia
Mengapa bangsa Indonesia sering ditimpa bencana atau musibah? Di bawah ini hanya tiga dari banyak kemungkinan penyebabnya. NB: "dosa-dosa" merupakan kata pengganti untuk perbuatan aniaya atau yang merugikan orang lain.
- Mengaku punya Tuhan, tapi mendurhakainya. Tuhan yang Maha Adil melarang manusia mengambil hak orang lain secara tidak adil. Tapi, banyak manusia melawan pedoman itu, misalnya mengambil hak cipta orang lain di bidang software, khususnya yang "berpemilik" atau proprietary.
- Membuat aturan, tapi melanggarnya. Pemerintah bersama DPR telah menetapkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Tapi, berapa juta orang yang melanggar UU ini?
- Membuat janji, tapi mengingkarinya. Betapa banyak (meskipun tidak semuanya) pejabat pemerintah dan anggota DPR/DPRD yang telah berjanji/bersumpah saat diangkat dalam jabatannya, tapi tidak menepatinya. Padahal, semua pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa saja yang dipimpinnya, termasuk memastikan semua software di kantornya harus legal. Pemimpin yang baik pasti tidak memboroskan uang rakyat dengan membeli software yang mahal, sementara banyak rakyatnya menderita kemiskinan dan kebodohan, bahkan ada yang mati karena kelaparan (kurang gizi).
Saya yakin banyak di antara kita yang menyadari "dosa-dosa" itu, dan melakukan sesuatu untuk memperbaikinya, meskipun kecil. Misalnya kita lebih memilih Linux dan FOSS (Free/Open Source Software) daripada menggunakan software proprietary. Bahkan telah banyak pula saudara kita yang berkarya tanpa mengharap imbalan harta semata, apalagi tahta, seperti para pengembang (urut abjad) BlankOn, Cimande, DSP (Daun Salam), eNdonesia, IGN, KG (Guyub), Nawala, Senayan, Simpin, Sisfokampus, Sisfokol, Voip Rakyat, Zencafe, dan lain sebagainya. Akan sangat panjang kalau semua karya anak negeri saya tulis di sini.
Jika Anda mau memahami tulisan ini, saya lebih yakin lagi "dosa-dosa" itu segera menjadi masa lalu kita. Karena saya dan Anda adalah bagian dari bangsa Indonesia, yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang demokratis, sehingga menjadi bangsa yang seluruh rakyatnya bisa menikmati keadilan sosial dan kesejahteraan hidup di dunia hingga akhirat.
Apa buktinya kita faham dan sadar? Mulai sekarang juga, meskipun dari yang sederhana, kita pakai Linux/FOSS dalam segenap sendi kehidupan TIK kita. Jika ada yang belum mampu karena sangat terpaksa, misalnya jiwa kita terancam kalau tidak menggunakan software proprietary tertentu, hati kita tetap membenci "dosa-dosa" itu. Merdeka! :-)
Friday, January 28, 2011
Russian Goes Open Source
- Kuartal ketiga 2011 ini pemerintah harus sudah menetapkan format data yang didukung oleh perangkat lunak open source yang digunakan dalam pemerintahan.
- Kuartal kedua 2012, pemerintah harus mulai memperkenalkan perangkat lunak bebas (Free/Open Source Software) di bagian pemerintahan yang ditunjuk sebagai percontohan. Pada saat yang sama, harus ada semacam Pusat Open Source Software (POSS) di kementerian dan LPNK (lembaga pemerintah pusat non kementerian) yang antara lain bertugas mendownload FOSS dan mengelola menjadi semacam smartphone-style app store -- tidak seperti respositori Linux biasa -- agar lebih memudahkan pengguna awam.
- Kuartal ketiga 2014, semua lembaga pemerintah termasuk yang berkaitan dengan fiskal (pajak, bea cukai, dan yang berurusan dengan penerimaan negara lainnya) harus sudah benar-benar beralih ke open source secara menyeluruh.
- CATATAN terkait nomor 3: Saat ini software yang disediakan pemerintah Indonesia untuk urusan pajak dan bea cukai, juga untuk kegiatan perencanaan dan pelaporan anggaran (RKAKL) masih mengharuskan pakai Windows. Akibatnya kita semua tahu, sebagian besar Windows yang digunakan di Indonesia tidak legal alias bajakan. Pantas saja banyak "gayus" di Indonesia. :-(
Tuesday, January 25, 2011
Mengubah Warnet Jadi Training dan Testing Center
- Sistem operasi Linux/Unix (tanpa buta Windows karena ada versi demo atau trialnya)
- Infrastruktur jaringan komputer (Bind, Postfix, Apache, Samba, Squid, dll.)
- Desain grafis dan multimedia (Gimp, Inkscape, Scribus, Blender, Kino, Audacity, qCAD, FreeCAD, dll.)
- Pemrograman yang paling populer di dunia web dan mobile (PHP, Java, dll.)
- Database yang tidak diragukan lagi manfaatnya (MySQL, PostgreSQL, dll.)
- Aplikasi Perkantoran yang sesuai ISO dan SNI (OpenOffice.org/LibreOffice, dll.)
Monday, January 24, 2011
Jurnal Open Source
Friday, January 21, 2011
Menjemput Rezeki Terkait Desain Grafis
- Judul: Workshop Sehari Desain Grafis dan DTP Berbasis Open Source
- Tempat: LP3T-NF Rawamangun, Jl. Paus Raya 92F (samping kanan terminal bis) Jakarta Timur.
- Waktu: Kamis 27 Januari 2011, pukul 09.00 - 16.30 WIB.
- Materi: Pengantar gambar digital, menggambar dengan Inkscape, mengedit foto atau gambar bitmap dengan Gimp, dan menata tampilan dengan Scribus.
- Instruktur: Penulis buku Desain Grafis InfoLINUX dan pengajar komputer di sebuah lembaga pendidikan.
- Penyelenggara: Majalah InfoLINUX bekerja sama dengan PinPoint Event Organizer.
Wednesday, January 19, 2011
Sembilan Kebohongan Kurang Dua dengan Open Source
Tujuh kebohongan dengan Open Source yang bukan hoax ini mungkin pernah saya dan Anda lakukan dengan berbagai alasan.
1. Sedang pakai Pidgin untuk online di Gtalk/YM, tapi dalam status tertulis "Sedang Pergi".
2. Sedang pakai Firefox untuk akses FB dan baca blog atau Notes saya ini dengan santai, tapi di status Chat tertulis "Busy".
3. Mau mengirim email dengan Evolution ke seseorang, tapi lebih dulu Edit > Setting lalu mengganti alamat email dengan nama@kamuinisiapa.sih.
4. Menjalankan server email Postfix dari laptop, tapi dalam file /etc/postfix/main.conf ada baris "myhostname = infolinux.co.id".
5. Sharing direktori ke jaringan dengan Samba, tapi di dalam file /etc/samba/smb.conf ada baris "server string = ... (Windows Server)".
6. Memasang Linux di laptop dual boot dengan Windows, tapi dalam menu boot loader Grub hanya ada Linux.
7. Mengakses internet pakai Wine dan IE di Linux, tapi bilang ke teman hanya menggunakan program Open Source. :-)
NB:
* Alasan saya menulis tujuh "kebohongan" di atas untuk mengenalkan tujuh nama program Open Source.
** Jika masih ada "kebohongan-kebohongan" lain, tolong Anda tuliskan agar genap sembilan atau sekalian 18 ... hehehe, latah.