Showing posts with label open source. Show all posts
Showing posts with label open source. Show all posts

Sunday, May 31, 2015

Mencoba Sistem Operasi BlankOn X Tambora

Setelah lama saya mencari waktu untuk menjadi tester amatiran buat BlankOn X Tambora, akhirnya hari ini saya berhasil menguji coba versi harian 20150531 amd64 yang masih versi Beta, versi final belum dirilis. Saya menggunakan laptop lama (dibeli akhir 2010), HP Compaq Presario CQ42, Intel Pentium(R) Dual-Core CPU T4500 2.30GHz. 
Gambar tangkapan layar (Screenshot) BlankOn X Tambora (versi beta)

Eh, ada logo OIX, artinya apa ya? Saya coba menerka, OIX adalah karya Orang Indonesia, versi X (sepuluh, eXcited, eXtra ordinary, atau X saja), yang tidak kalah dengan versi X sistem operasi lainnya. 

Berikut ini beberapa catatan hasil uji coba saya:
  • LiveCD USB saya buat dengan unetbootin pada BlankOn 8, dan BlankOn X sukses booting (dengan bawaan bahasa Inggris).
  • Instal juga sukses. Saya memilih mengedit partisi hard disk secara manual (pakai partoedi) untuk memformat ulang salah satu partisi (/dev/sda11).
  • Kartu Audio intel 82801I OK.
  • Kartu Video intel mobile 4 series OK dg resolusi 1366x768.
  • Kartu Wifi RTL8191 OK.
  • Ethernet RTL8101E OK.
  • Hampir semua aplikasi berhasil saya coba. Saya belum menemukan kendala, kecuali tombol print-screen belum menghasilkan tangkapan layar (mungkin saya salah), sehingga contoh tampilan di atas saya buat dengan aplikasi Screenshot (klik ikon paling kanan di panel bawah, atau klik dari menu Accessories).
Tulisan ini saya buat dengan peramban web Chromium di BlankOn X Tambora versi livecd harian 20150531.

Jika ingin belajar cara menjadi admin sistem Linux, silakan cek lembaga pelatihan sistem komputer dan pemrograman di Depok dan Jakarta ini.

Terima kasih kepada semua pengembang BlankOn yang hebat-hebat, semoga kebaikan Anda semua dibalas oleh Allah, sehingga Anda semua bahagia dunia hingga akhirat. Aamiin. 

Saturday, November 19, 2011

Merdeka atau Mati

Merdeka atau Mati ... 

Masih menyambut Hari Pahlawan yang setiap tahun diperingati selalu memotivasi saya untuk mengobarkan jiwa kepahlawanan. Saat ini, perang untuk menguasai sebuah negara tidak lagi harus dengan senjata pemusnah badan, tapi dengan senjata pemusnah jiwa. Mati tidak berarti mati badan, tapi bisa "mati" jiwa. Jika jiwa rakyat suatu negara dikuasai negara lain, sangat mudah negara lain itu menguasai badannya pula. "Perang" kini dilakukan tidak hanya dari satu-dua sisi atau bidang, tapi dari banyak bidang, salah satunya dari bidang TIK (teknologi informasi dan komunikasi).

"Serangan" melalui  TIK juga dapat menggunakan banyak jenis "senjata". Contoh pertama, messenger (chat, bbm, dsb), email, social networking, dan SMS/MMS, yang seluruh datanya disimpan oleh pihak asing. Artinya apa? Banyak komunikasi penting dan rahasia suatu negara dapat dibaca oleh negara lain yang menguasai/memiliki server atau infrastruktur utama TIK. Contoh kedua program komputer untuk pemerintahan, jika menggunakan software tertutup (proprietary) maka tidak ada yang bisa menjamin data tidak bocor ke luar negeri. Kedua contoh itu juga saling terkait, karena messenger, email, dan sms juga menggunakan software. Dengan 2 contoh itu saja, apakah ada solusinya agar kita lebih merdeka? Jelas ada, kalaupun belum bisa 100 persen merdeka, paling tidak bisa mengurangi "penjajahan".

Solusi contoh pertama, pastikan komunikasi penting atau rahasia tidak menggunakan server asing, misal untuk email rahasia gunakan server sendiri. Solusi contoh kedua, gunakan software terbuka atau FOSS (Free/Open Source Software) sehingga dapat dipastikan keamanannya dan dapat dikuasai tanpa harus tergantung ke pihak asing. Misalnya dengan menggunakan Linux dan FOSS lainnya.

Masih banyak lagi contoh senjata lainnya dari bidang TIK. Belum lagi bidang-bidang lain seperti hiburan, makanan/minuman/hirupan, pakaian, pergaulan dan jiwa sosial lainnya (melunturkan kesetiakawanan, meningkatkan hedonis), dsb. Silakan Anda pikirkan atau tuliskan di blog masing-masing lalu sebarkan melalui sarana TIK bahwa jiwa kepahlawanan tidak lagi harus mengobarkan semangat perang dengan senjata modern seperti nuklir dan pesawat tempur, apalagi hanya bambu runcing, tapi bisa dengan mengobarkan semangat kemandirian dan kemerdekaan dari tekanan atau pengaruh negatif asing.

Tulisan ini bukan anti asing, tapi anti penjajahan. :-)

Saturday, April 16, 2011

Model Bisnis Open Source

Model Bisnis Open Source...

Open Source Software atau Free Software tidak identik dengan produk gratis. Kedua istilah itu hanya merupakan konsep pembuatan dan penyebaran, termasuk penjualan software dan jasa/barang terkait software. Banyak peluang wirausaha berbasis teknologi atau technopreneur dengan memanfaatkan konsep Open Source. Berikut ini beberapa model bisnis yang telah digunakan banyak perusahaan dengan sukses.

1. Competency-based services: Jasa berbasis kompetensi tanpa punya produk sendiri. Contoh: LPI (sertifikasi), NF (pelatihan), dll.

2. Distribution, services, and branding: Jasa plus produk. Contoh: RedHat, BlankOn, dll.

3. Widget frosting: Menjual produk seperti hardware (widget) yang menggunakan OSS (frosting). Contoh: Acer, IBM, Samsung, dll.

4. Accessorizing: Majalah, buku, CD/DVD, dll.

5. Loss Leader: Mengubah produk jadi FOSS agar tetap memimpin pasar. Contoh: Mozilla

6. Free the software, sell the brand: Membebaskan lisensi (FOSS), dan menjual merek. Contoh: Google dengan Android-nya.

7. Dual licensing: Merilis produk dalam dua lisensi FOSS & Proprietary. Contoh: MySQL.

8. Dual mission: Mirip dengan dua licensing, bedanya di sistem pemaketan, jasa lain, dan support. Contoh: Sendmail dan Zimbra.

9. Buat software proprietary untuk dijual di atas distro Linux (ikut develop Linux). Contoh: Oracle, VMWare, Adobe, dll.

10. Menggabungkan software proprietary dengan FOSS untuk aplikasi khusus. Contoh: Covalent (ikut develop Apache), dll.

11. Memaket produk Proprietary dan FOSS dengan hardware. Contoh: Mikrotik, produsen smartphone dan tablet Android, dll.

Saya akan diskusikan itu semua dalam seminar di Stimik Amikom Jogja, Sabtu, 16 April 2011, setelah makan siang. Termasuk studi kasus dengan menggunakan merek BlankOn, InfoLINUX, dan Nurulfikri.

Sunday, March 27, 2011

Fakir-miskin juga Berhak jadi Teknokrat



Fakir-miskin juga Berhak jadi Teknokrat...

Di Minggu pagi yang cerah 6 Maret 2011, saya silaturahim ke sebuah pesantren "Open Source" di belakang masjid Kubah Emas Cinere Depok. Saya melihat semangat para santri yang luar biasa untuk menguasai teknologi informasi berbasis Open Source.

Pesantren yang dikelola bersama antara Yayasan Profesi Terpadu Nurul Fikri (LP3T-NF) dan LAZIS PT PLN ini istimewa karena tiga hal: 1) kurikulumnya mencakup teknologi, kewirausahaan/kepemimpinan, dan akhlak mulia, 2) perangkat lunak yang digunakan dan dipelajari berbasis Open Source, 3) semua santrinya berasal dari keluarga dhuafa atau fakir-miskin. Setahu saya, ini satu-satunya pesantren "Open Source untuk Fakir-miskin" yang ada di dunia. Kalau ada pesantren serupa di tempat lain, mohon Anda beri tahu saya. Para pengelola pesantren ini berharap ada banyak pesantren serupa di Indonesia.

Tiga latar belakang pendirian pesantren ini adalah: 1) kurangnya pemimpin yang memiliki wawasan iptek dan berakhlak mulia, 2) kurangnya tenaga ahli di bidang TI berbasis Open Source, 3) sedikitnya keluarga fakir-miskin yang memiliki kesempatan menjadi ahli TI dan pemimpin di berbagai lini kehidupan. Menurut kami, anak dari keluarga fakir-miskin juga punya hak dan kewajiban menjadi teknokrat, yakni pemimpin formal (birokrat) maupun non formal yang dijadikan pemimpin karena penguasaannya di bidang ICT (teknologi).

Mungkin ada yang bertanya, mengapa berbasis Open Source? Karena telah banyak bukti bahwa untuk menguasai teknologi informasi secara bebas tanpa ketergantungan pihak lain harus menggunakan konsep Open Source, software yang bebas digunakan, dipelajari, dan disebarluaskan secara legal tanpa harus membeli lisensi.

Catatan: Kata Open Source ini mewakili gerakan Free Software dan Open Source Software, dengan contoh produk bernama sistem operasi Linux, aplikasi perkantoran LibreOffice, pemrograman Python, Java dan PHP, database MySQL dan PostgreSQL, server web Apache, server email Postfix, server proxy Squid, menggambar dengan Inkscape, dan mengedit foto dengan Gimp, dan lain-lain.

Friday, March 25, 2011

Pejuang BlankOn yang Tak Kenal Lelah

Pejuang BlankOn yang Tak Kenal Lelah...

Di kampung saya, kata "berjuang" itu biasa digunakan untuk menyebut pekerjaan guru honorer. Disebut berjuang karena mau mengajar tanpa gaji. Kalaupun ada honor, nilainya hanya cukup untuk makan sehari-hari dirinya sendiri. Kalau guru honorer ingin memberi makan istri dan anaknya, maka harus cari uang dari pekerjaan lainnya. Mengapa para guru itu mau berjuang? Karena para guru itu punya semangat dan passion, bahwa menjadi guru atau berbagi ilmu itu akan membuatnya bahagia, meskipun pekerjaan itu tidak seketika memberinya uang. Bahagia tidak diukur dari uang, tapi dari kegiatannya memberi manfaat untuk banyak orang.

Kata "berjuang" juga sangat tepat saya gunakan untuk kegiatan para pengembang ilmu pengetahuan, dan pengembang program komputer seperti yang Anda gunakan untuk membaca tulisan saya ini. Pelakunya disebut pejuang. Contoh karya pejuang yang sederhana tapi sangat nyata manfaatnya adalah pengembangan Linux BlankOn. Para pejuang BlankOn sejak 2005 saling berbagi ilmu, pengalaman, dan keahlian dengan sesama pengembang dan pengguna software Open Source di Indonesia, bahkan sebagian juga bergabung dengan pengembang luar negeri dari berbagai belahan dunia.

Para pejuang BlankOn bekerja keras tanpa lelah, di sela-sela kesibukannya bekerja mencari rezeki. Saya melihat para pejuang BlankOn juga selalu bahagia dalam setiap kegiatannya, seperti ketika para pejuang itu menyelenggarakan Konferensi BlankOn di Bogor pada 2009 dan di Surabaya 2010. Mereka datang berkumpul dengan biaya sendiri, dan berbagi untuk menghasilkan karya yang dapat digunakan bersama pengembang dan orang lain, tanpa meminta honor atau bayaran lisensi sepersen pun. Kalau pun ada honor, nilainya tidak seberapa dibanding nilai perjuangannya.

Tapi, Tuhan yang Maha Adil benar-benar membuktikan keadilan-Nya. Para pejuang di dunia iptek, termasuk pengembang BlankOn, tidak ada yang mengeluh karena telah bergabung sebagai pejuang. Tidak ada yang menderita karena tugasnya sebagai pengembang. Semua bahagia sesuai dengan ukurannya masing-masing. Saya percaya, Tuhan akan memberikan rezeki kepada para pejuang yang bekerja untuk sesama dan mengharap ridha-Nya dari arah yang tidak selalu kita ketahui.

Anda ingin bergabung dengan para pejuang? Segera unduh BlankOn 7 Pattimura versi jahitan atau beta 2 dari sini.

Friday, January 28, 2011

Russian Goes Open Source

Russian Goes Open Source ...

Russian tidak ada hubungan dengan Rusmanto :-)
Ini cerita akhir tahun lalu, tapi saya angkat sekarang setelah minggu ini saya dapat info dari teman-teman di pemerintah Indonesia bahwa pelaksanaan legalisasi software pemerintah dan IGOS (Indonesia, Go Open Source!) masih jauh dari harapan. Mungkin perlu "perintah" dari presiden seperti yang dilakukan Rusia.

Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin telah menandatangani perintah untuk mengalihkan sistem komputer pemerintah Rusia ke Open Source dalam waktu empat tahun.
  1. Kuartal ketiga 2011 ini pemerintah harus sudah menetapkan format data yang didukung oleh perangkat lunak open source yang digunakan dalam pemerintahan.
  2. Kuartal kedua 2012, pemerintah harus mulai memperkenalkan perangkat lunak bebas (Free/Open Source Software) di bagian pemerintahan yang ditunjuk sebagai percontohan. Pada saat yang sama, harus ada semacam Pusat Open Source Software (POSS) di kementerian dan LPNK (lembaga pemerintah pusat non kementerian) yang antara lain bertugas mendownload FOSS dan mengelola menjadi semacam smartphone-style app store -- tidak seperti respositori Linux biasa -- agar lebih memudahkan pengguna awam.
  3. Kuartal ketiga 2014, semua lembaga pemerintah termasuk yang berkaitan dengan fiskal (pajak, bea cukai, dan yang berurusan dengan penerimaan negara lainnya) harus sudah benar-benar beralih ke open source secara menyeluruh.
  • CATATAN terkait nomor 3: Saat ini software yang disediakan pemerintah Indonesia untuk urusan pajak dan bea cukai, juga untuk kegiatan perencanaan dan pelaporan anggaran (RKAKL) masih mengharuskan pakai Windows. Akibatnya kita semua tahu, sebagian besar Windows yang digunakan di Indonesia tidak legal alias bajakan. Pantas saja banyak "gayus" di Indonesia. :-(

Semoga pemerintah Indonesia bisa belajar dari Rusia, karena Rusia sudah belajar dari Indonesia bahwa migrasi ke Open Source itu tidak mudah tanpa perintah langsung sang presiden atau RI-1. :-)

Sumber tulisan tentang Russian Goes Open Source ada di: http://tech.blorge.com/Structure:%20/2010/12/29/russian-government-goes-open-source/

Monday, January 24, 2011

Jurnal Open Source

Jurnal Open Source...

Pernahkah Anda melihat media "Open Source" di Indonesia selain InfoLINUX? Saya pernah melihatnya, yaitu Jurnal IdeA Edisi 7/2010 (ISSN: 2085-3416) yang diterbitkan oleh Bappeda Pemkab Tegal Jawa Tengah. Open Source dalam tanda petik ini bukan nama media, tapi sifat media dilihat dari software yang digunakan untuk membuatnya. IdeA yang terdiri atas 4 halaman cover full color dan 36 halaman isi black-white itu dibuat dengan program desktop publishing Scribus, pengedit foto Gimp, penggambar Inkscape, dan program perkantoran OpenOffice.org. Ini salah satu bukti nyata bahwa Linux dan FOSS dapat digunakan untuk menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan uang melalui produk pra-cetak.

Jika ada percetakan belum mau menerima naskah dalam format file Scribus, Gimp, atau Inkscape, biasanya dapat diatasi dengan membuat produk itu dalam format PDF atau format grafis lainnya. Kalau ada percetakan menolak order, biasanya karena ada yang belum paham atau "ada salah paham". Barangkali ikut workshop desktop publishing atau pelatihan desain grafis open source atau baca buku Inkscape, Gimp, dan Scribus bisa menjadi langkah awal untuk memahami dan menguasai desain grafis Open Source. :-)

Monday, December 06, 2010

Seandainya Jin Bisa Linux dan Mengakses Internet


Intermezo: Sendainya Jin Bisa Linux dan Mengakses Internet


Pengantar: Jika Anda tidak percaya adanya Tuhan dan jin, mohon tidak meneruskan membaca tulisan ini karena saya khawatir Anda tersesat. :-)

Dunia ghaib -- seperti dunia kehidupan jin -- tidak dapat kita lihat, tapi hanya kita ketahui karyanya. Alam ghaib itu mirip dunia proprietary, hanya Sang Pencipta yang tahu. Alam kita mirip dunia open source, kita dapat melihat dan tahu isinya meskipun tidak semuanya, sesuai keterbatasan kita.

Ketika manusia yang bernama Adam diciptakan dan ditugaskan ke dunia, Tuhan memerintahkan kepada para malaikat dan Iblis untuk tunduk kepada Adam. Semua malaikat tunduk, tapi Iblis (yang terbuat dari api, sejenis jin) menolak. Tuhan menunjukkan bahwa Adam (manusia yang terbuat dari tanah) itu paling pintar dibandingkan makhluk lain (jin dan malaikat).

Bukti-bukti bahwa manusia itu sangat pintar dibandingkan jin adalah kemampuan manusia membuat komputer dan membangun jaringan internet di seluruh alam dunia, termasuk di angkasa luar. Belum ada bukti jin bisa mengakses internet, pakai Linux misalnya. Kalau jin bisa internet, uang di bank kita tidak aman karena dicuri para jin dengan cara memindahkan data uang dari bank satu ke bank lain tanpa ketahuan manusia. Jin pencuri uang seperti Tuyul (jika Anda percaya) hanya bisa memindahkan uang secara fisik, bukan uang elektronik.

Jika jin tidak bisa internet dan mencuri uang di bank, mengapa banyak kejahatan internet dan bank? Menurut pengetahuan saya yang sangat terbatas ini, jin jahat atau syetan yang tak terlihat itu dapat masuk ke darah manusia dan membisiki hati manusia. Jika jin tidak pintar dibanding manusia, mengapa banyak manusia minta bantuan jin? Kalau yang ini saya tidak tahu alasan persisnya. :-)

Jika Anda percaya adanya Tuhan dan jin, berlindunglah kepada Tuhan dari godaan syetan jin, kapan saja dan di mana saja. Tidak hanya saat akan membaca kitab suci, atau saat pakai Linux untuk akses internet, tapi juga saat yang sangat pribadi seperti masuk ke WC, akan berhubungan ..., dll. Semoga Tuhan melindungi dan memberkahi kita. Amiin.

Thursday, October 28, 2010

Pemuda Harapan Indonesia di bidang TIK

Pemuda Harapan Indonesia di bidang TIK

Menjelang detik-detik Hari Sumpah Pemuda, saya ingin berbagi cerita tentang beberapa pemuda Indonesia yang telah berperan besar dalam menaikkan mutu SDM TIK Indonesia. Para pemuda itu menyadari benar akan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya TIK, bagi bangsa Indonesia agar tidak hanya sebagai pengguna, apalagi pembajak. Itu terbukti dengan karya-karya mereka di percaturan TIK di Indonesia. Karya di bidang TIK tidak selalu berupa software, dan tidak selalu menghasilkan uang untuknya, tapi karya yang terbukti berguna bagi TIK Indonesia. Siapa saja pemuda yang berkarya tanpa sumpah itu?

Berikut ini beberapa nama yang saya ingat saat menulis blog ini, urut berdasar huruf pertama nama panggilannya. Masih banyak yang belum sempat saya sebutkan, dan saya yakin masih banyak lagi pemuda harapan yang saya belum tahu nama dan karyanya. Semua pemuda di bawah ini telah membagikan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk para pengguna komputer di berbagai wilayah di Indonesia, secara offline atau daring (dalam ring) maupun offline atau luring (luar ring). Para pemuda ini rela meninggalkan keluarga dan bisnis atau tugas utamanya jika masyarakat TIK membutuhkannya.

NB: Saya gunakan kriteria pemuda adalah orang yang usianya di bawah 40 tahun, sehingga tokoh seperti (urut abjad) Andika Triwidada, Betti Alisjahbana, Budi Rahardjo, Dokter Mahmud, I Made Wiryana, Michael Opa Sunggiardi, Onno W. Purbo, Rahmat M. Samik Ibrahim, dan lain-lain tidak saya sebut sebagai Pemuda Harapan (tapi semuanya adalah Harapan Pemuda).

Adang. Nama Adang pasti tidak asing bagi orang Indonesia. Salah satu yang masih muda dan banyak perannya di dunia TIK adalah Adang Hidayat. Dialah yang menjaga infrastruktur BlankOn agar tetap mendukung para pengguna BlankOn.

Adhi. Pria bernama lengkap
Adhicipta R. Wirawan ini
aktif mengenalkan program untuk animasi/3D Blender ke masyarakat, sehingga makin banyak yang tahu dan bahkan menggunakan Blender yang dulu hanya dikenal sebagai alat penghancur makanan.

Adi. Beberapa nama Adi sangat banyak jasanya di dunia TIK Indonesia, antara lain PY Adi, Adi Nugroho Makassar yang sekarang tinggal di Kupang, dan Adi Nugroho yang sekarang tinggal di Manokwari Papua Barat. Ketiganya sangat aktif membagi ilmu di bidang TIK.

Adnan. Pegawai negeri di salah satu lembaga pemasyarakatan ini sangat aktif mengenalkan Linux/FOSS di berbagai kota di Indonesia, khususnya di wilayah Banyumas dan sekitarnya.

Aftian. Aftian adalah salah satu koordinator pengembang sistem operasi, distribusi, dan aplikasi BlankOn yang berbasis Linux dan perangkat lunak terbuka dan merdeka atau FOSS (Free/Open Source Software) lainnya. Bisnis utamanya bukan bidang TIK tapi dia percaya membagi ilmu dan pengalaman di bidang TIK sangat penting bagi Indonesia.

Andi. Banyak pemiliki nama Andi yang berkarya di Indonesia, dua di antaranya adalah Andi Belutz dan Andi Sugandi. Andi Belutz aktif di komunitas Ubuntu, dan Andi Sugandi aktif di komunitas mulitmedia Bandung dan openSUSE.

Anjar. Saya punya catatan dua nama Anjar yang sangat besar perannya di TIK Indonesia, yaitu Anjar yang aktif melalaui pasukan Air Putih membantu korban bencana mendapatkan akses internet, dan Anjar Hardiena yang mengembangan TIK merdeka Zencafe untuk warnet.

Arie. Ada beberapa nama Arie yang aktif membantu sesama dalam memanfaatkan TIK yang legal dan baik, salah satunya Arie arek Suroboyo.

Arman. Arman sangat aktif dalam membagi ilmu di Sulawesi Selatan dan bersama komunitas Linux/FOSS lain di berbagai kota di Indonesia.

Ase. Perannya untuk menyebarkan Linux/FOSS di Indonesia sangat besar. Dua nama besar yang lahir antara lain karena kerja kerasnya adalah majalah InfoLINUX dan yayasan Linux (YPLI) yang melahirkan BlankOn bersama komunitas Linux lainnya di Indonesia.

Ainul. Ini salah satu penggerak TIK di Semarang dan sekitarnya. Ainul aktif dalam komunitas warnet, Linux, dan pengembangan BlankOn.

Anas. Beberapa nama Anas sangat terkenal di Indonesia. Dua di antaranya saya kenal sangat senang berbagi ilmu TIK, salah satunya adalah guru sekolah, Anas Fauzi. Anas yang aktif di komunitas TIK di Surabaya ini rela mengorbankan sebagian waktu dan tenaganya untuk sesama, terutama penggunaan TIK berbasis OSS di dunia pendidikan.

Amrin. Ini juga salah satu penggerak TIK di NTB, yang rela bersusah payah di dalam maupun di luar NTB untuk berbagi ilmu dan tenaga.

Bayu. Nama Bayu yang aktif menggerakkan masyarakat TIK juga lebih dari satu yang saya kenal. Dua di antaranya ada Bayu Cidepoks yang aktif di komunitas TIK Depok dan sekitarnya, dan Bayu Bandung yang aktif di komunitas TIK Bandung dan sekitarnya.

Bonnie. Bonnie Kurniawan aktif membagi ilmu dan pengalaman dari sisi teknis dan bisnis dalam pemanfaatan Linux/FOSS.

Dicky. Ada dua nama dicky yang saya ingat banyak jasanya dalam penyebaran ilmu dan membagi tenaganya untuk para pengguna TIK Indonesia. Pertama Dicky WP, salah satu aktivis Linux Bandung, dan yang kedua Dokter Dicky, lulusan kedokteran tapi banyak berbagi ilmu TIK.

Dedy. Ada beberapa nama Deddy dan Dedy yang aktif di komunitas TIK. Dedy yang tinggal di Jogja sangat banyak perannya memajukan SDM TIK melalui komunitas Ubuntu Jogja, KPLI Jogja, dan lain-lain.

Dirgita. Nama lengkapnya Dirgita Devina, cowok yang tinggal di pulau Kalimantan. Beberapa jasanya yang saya ingat adalah menulis buku-buku cara menggunakan OpenOffice, lalu membagi buku-buku itu melalui internet dengan lisensi terbuka. Siapa saja boleh mendownload, membaca, mengedit, dan menyebarluaskan buku-buku karyanya.

Eko. Nama Eko yang berjasa di bidang TIK Indonesia cukup banyak, dua yang tergolong pemuda dan saya ingat saat menulis ini adalah Eko "Java Linux", dan Eko "POSS ITB".

Farhan. Farhan lebih suka dibanggil bleg atau black, (mungkin) karena tidak suka jadi artis. Farhan tinggal di Pulau Sumbawa, tapi tidak keberatan bila ditugaskan ke mana saja selama itu untuk berbagi ilmu dan tenaga di bidang TIK.

Fadly. Fadly Kasim yang tinggal di Makassar ini sering bergabung ke Jakarta dan kota lainnya dengan biaya sendiri untuk membagi ilmu dan pengalaman di bidang TIK.

Fajar. Banyak nama Fajar yang saya kenal baik suka membantu pengguna TIK di Indonesia. Ada Fajar Priyanto yang aktif menulis untuk dibagikan ke siapa saja, ada Fajar pegiat TIK di Serang-Banten, ada Fajar ustadz TIK pesantren Darunnajah Serang, dan saya yakin masih ada fajar-fajar yang baik lainnya.

Fajran. Nama panggilannya Iang, tapi saya suka dengan nama Fajran. Selain terlibat aktif mengembangkan Blankon, salah satu karya terkenalnya adalah Daluang, software untuk membaca wikipedia secara offline atau luring.

Frans. Ada banyak nama Frans yang terkenal, dua di antaranya adalah Frans Thamura dan Fran Setiawan. Meski banyak teman saya tidak suka dengan cara bicaranya, Frans Thamura banyak berbagi ilmu dan tenaga, khususnya dalam pengembangan software berbasis Java. Frans Setiawan adalah aktivis Linux/FOSS di Jogja.

Haris. Saya ingat tiga nama yang panggilannya Haris, semua bergelut di bidang TIK. Salah satu Haris yang sangat besar jasanya di bidang TIK adalah Ahmad Haris, yang saat ini memimpin pengembangan BlankOn Multimedia.

Harry. Ada beberapa nama Harry, salah satu yang masih tergolong pemuda dan banyak berkarya untuk kemajuan TIK Indonesia adalah Harry Sufehmi. Saat ini menjadi salah satu wakil ketua AOSI (Asosiasi Open Source Indonesia), sehingga bersedia repot untuk menyebarkan ilmu dan membagi pengalamannya di bidang TIK.

Hiza. Nama aslinya saya lupa, karena lebih sering lihat Hiza Ro. Dia aktif membagi ilmu dan pengalaman menggunakan Blender, tentu tidak hanya ke ibu-ibu, karena Blender Open Source adalah software 3D untuk membuat film dan animasi.

Iin. Nur Aini Rachmawati, salah satu pendiri KLUWEK (Kelompok Linux Cewek), aktif dalam pengembangan software dan komunitas TIK, termasuk kegiatan khusus untuk kaum hawa.

Mamie. Mamie Lily, meski menjadi ibu yang tinggal di Makassar, namum tetap aktif dalam kegiatan TIK di berbagai kota.

Mdamt. Meskipun tinggal di Finlandia, Mdamt tidak sulit diminta berbagi ilmu dan pengalamannya dalam mengembangkan software. Mdamt adalah pemimpin virtual pengembang BlankOn.

Noor. Salah satu komunitas Linux/FOSS yang sangat aktif di Indonesia selama beberapa tahun adalah KLAS (Kelompok Linux Arek Suroboyo), dan pak Noor salah satu penggeraknya. Saya lupa belum menanya berapa usianya, tapi dari tampilan dan semangatnya, saya yakin dia masih pemuda.

Olan. Profesi utamanya guru sekolah di Sumbawa NTB, tapi rela bersusah payah keluar NTB untuk berbagi ilmu dan tenaga.

Priyadi. Ini tergolong senior dalam menggerakan masyarakat Indonesia menggunakan dan mengembangkan TIK. Salah satu jasanya ikut membangun KPLI Bandung dan komunitas Linux Indonesia (linux.or.id).

Putu. Meskipun masih sekolah (SMA) di Klungkung Bali, Putu telah bergabung dan aktif membagi ilmu dan tenaga dalam pengembangan TIK. Sebelum pintar membuat program, Putu menulis buku cara menggunakan program, membuat font Bali dan sedang berpikir untuk membuat font Jawa.

Resza. Beberapa tahun aktif di komunitas Linux/FOSS Jakarta dan mewakili komunitas dalam berbagai kegiatan di pemerintah melalui YPLI.

Romi. Ada beberapa pemuda harapan yang bernama depan Romi, dua di antaranya Romi Satria Wahono dan Romi Muharyono.

Ronny. Banyak nama Ronny yang masih pemuda dan harapan bangsa, salah satunya Ronny Haryanto. Bertahun-tahun rela mengurusi milis, web, dan domain linux.or.id.

Rumy. Aktivis Linux/FOSS dan TIK umumnya di Manado Sulut.

Sofyan. Achmad Sofyan dikenal sejak 2000 sebagai penulis buku Linux yang dilisensikan sebagai free document, hal yang masih aneh waktu itu. Sofyan kemudian mengembangkan RimbaLinux dan ikut membidani lahirnya BlankOn Linux.

Somat. Namanya tidak mengandung kata Somat, Akhmad Safrudin, tapi sangat dikenal para pengguna BlankOn sebagai Somat. Somat menjadi pengembang inti yang bersedia malang-melintang siang-malam untuk menjaga BlankOn tetap berguna, termasuk mewakili Indonesia dalam ajang APICTA (Asia Pasific ICT Award) dengan membawa BlankOn untuk tunanetra.

Subair. Bersama istrinya, Subair aktif di berbagai komunitas TIK untuk berbagai ilmu dan pengalaman. Subair juga membuat software akuntansi yang sangat berguna untuk perusahaan, tidak hanya dipakai sendiri tapi juga dibagikan ilmunya kepada masyarakat TIK Indonesia.

Takdir. Meskipun berprofesi sebagai PNS di Pemkab Sinjai Sulawesi Selatan, Takdir sering membagi ilmu dan pengalaman di berbagai kota. Takdir juga aktif dalam pengembangan software terbuka BlankOn yang telah digunakan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di pemda kabupaten Sinjai.

Toosa. Prihantoosa nama lengkapnya, yang pernah memimpin KPLI Jakarta dan aktif berbagi ilmu di masyarakat Depok dan sekitarnya melalui Cidepoks.

Tri. Saya belum tahu apa panggilan yang benar untuk Tri Sapto Aji yang saat ini berada di Manokwari. Tri membagi ilmu dengan membuat buku OpenOffice Formula. Tri juga aktif di komunitas TIK di Papua Barat.

Utian. Aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan SDM TIK melalui BlankOn, KPLI Bogor, dan saat ini memimpin penyelenggaraan Indonesia Linux Conference 2010, pertemuan tahunan komunitas Linux/FOSS Indonesia.

Vavai. Vavai adalah pendiri komunitas openSUSE Indonesia dan aktif di berbagai komunitas TIK, terutama yang berbasis perangkat lunak terbuka dan merdeka atau FOSS (Free/Open Source Software.)

Willy. Nama lengkapnya Willy Sudiarto Raharjo. Willy aktif di berbagai komunitas TIK, antara lain di Jogja Linuxer, linux.or.id, dan membantu para pengguna OpenOffice dengan menggoordinasi penerjemahan dokumen OpenOffice ke bahasa Indonesia.

Yan. Saya punya banyak teman pegiat TIK dengan panggilan Yan, salah satunya Yanmarshus yang membagi ilmu melalui pengembangan aplikasi OSS Daun Salam Personalia untuk sistem informasi SDM di perkantoran.

Maaf, masih banyak lagi nama lain, laki-laki dan wanita, yang belum sempat saya tuliskan.

Wednesday, March 17, 2010

AOSI Mengecam IIPA


ASOSIASI OPEN SOURCE INDONESIA

Jl. Buncit Persada No.1 Jakarta Selatan 12740

+6221-7972204 Fax. +6221-7945013

www.aosi.or.id


PERNYATAAN AOSI MENGENAI USULAN IIPA UNTUK MEMASUKAN INDONESIA KE DALAM SPECIAL 301 WATCH LIST

___________________________________

No. 005/AOSI/LOS/III/2010

Bulan Februari 2010, International Intellectual Property Association (IIPA) meminta U.S. Trade Representative (USTR) untuk memasukkan Indonesia, Brazil, India, Filipina, Thailand dan Vietnam dalam "Special 301 watch list". Alasannya antara lain adalah kebijakan pemerintah negara-negara ini untuk mendorong penggunaan Open source Software (OSS) di Institusi Pemerintah.

Pemerintah Indonesia melalui Surat Edaran Menteri PAN Nomor: SE/01/M.PAN/3/2009 menganjurkan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah agar menggunakan perangkat lunak legal, yang salah satunya adalah Open Source Software atau OSS. Anjuran penggunaan Open Source Software ini dianggap mendorong mindset yang tidak menghargai kreasi Intellectual Property dan membatasi institusi pemerintah untuk memilih solusi terbaik untuk menjawab kebutuhan organisasi dan kebutuhan rakyat Indonesia.

Sehubungan dengan permintaan IIPA tersebut, Asosiasi Open Source Indonesia menyatakan sikap sbb:

AOSI menyayangkan sikap IIPA sebagai salah satu lobby group dari Amerika Serikat, yang telah berusaha menghalangi usaha Pemerintah Indonesia yang justru ingin menghargai Hak atas Kekayaan Intelektual dengan menganjurkan penggunakan perangkat lunak Open Source untuk menggantikan perangkat lunak bajakan.

IIPA telah berusaha mengaburkan keterbukaan dalam pilihan antara lain penggunaan OSS, dengan cara menekan setiap usaha untuk mencari alternatif dari keharusan menggunakan produk dari pihak tertentu dan menghindar untuk bersaing secara sehat.

Berbagai pihak, terutama Open Source Initiative (OSI) secara kategorik telah menolak sikap IIPA tersebut, dan mengecam sikap tidak adil IIPA terhadap OSS, dan menyebutnya sebagai kasus mencolok mata dalam penegakan hukum yang selektif untuk menyembunyikan absurditas dari klaimnya dengan sempitnya penerapan yang dilakukan (It is a blatant case of selective enforcement, one which hides the absurdity of it's claims by the narrowness of their application).

AOSI sepakat dengan OSI bahwa tindakan IIPA tersebut lebih didasarkan atas kepentingan tertentu, dan ketakutan atas inovasi serta model bisnis yang baru dengan berkembangnya OSS di Indonesia.

AOSI sepakat dengan organisasi sejenis dari Amerika Serikat yaitu Open Source For America (OSFA) yang secara tegas mengecam sikap IIPA, serta menyebut tindakan IIPA tersebut tidak bertanggungjawab dan menyesatkan.

AOSI menghimbau agar Pemerintah dapat secara tegas menetapkan posisinya terhadap tindakan IIPA tersebut, mengingat bila Indonesia dimasukkan ke dalam Special 301 Watch List, dampaknya dapat berlaku pada bidang perdagangan secara umum.

AOSI menyerukan agar pemanfaatan OSS tetap digalakkan, karena dengan menganjurkan penggunaan OSS, Pemerintah Indonesia tidak lain sedang berusaha untuk menghormati Hak atas Kekayaan Intelektual dengan tidak membajak dan menegakkan kemandirian dalam bidang TIK, tanpa menutup persaingan dengan yang lain, meskipun IIPA telah menyudutkan Indonesia dengan menyebutkan bahwa penggunaan OSS tidak mendorong inovasi dan telah menutup kesempatan pihak tertentu untuk bersaing.

AOSI mendukung Pemerintah Indonesia untuk terus mendorong anak bangsa dalam melakukan inovasi dan kreasi dalam bidang TIK, untuk membentuk kemandirian, membantu tumbuhnya perekonomian dan kelancaran jalannya pemerintahan yang bersih serta ikut serta dalam membangun kesejahteraan bangsa.

Jakarta, Maret 2010

Atas nama Komunitas Open Source Indonesia

Asosiasi Open Source Indonesia

Monday, March 01, 2010

Linux, Android, BlankOn, dan Windows di Indonesia

Linux, Android, BlankOn, dan Windows di Indonesia

Linux adalah nama sistem operasi komputer yang merdeka (free) dan terbuka (open source) untuk digunakan dan dikembangkan siapa saja, termasuk oleh bangsa Indonesia. 

Android adalah sebutan untuk robot yang terkenal dalam film Star Wars (1977), lalu menjadi judul film fiksi ilmiah "Android" (1982). Sekarang Android mulai popular di Indonesia sebagai sistem operasi berbasis Linux untuk telepon genggam cerdas (smartphone). 

BlankOn berasal dari kata "belangkon", yakni tutup kepala beberapa suku di Indonesia seperti Jawa dan Sunda. Sekarang BlankOn dikenal sebagai sistem operasi Linux yang ditujukan untuk pengguna komputer di Indonesia, agar pikirannya yang dulu terkunci mati (blank) oleh program berpemilik (proprietary) menjadi terbuka (on) terhadap program merdeka (free/open source). 

Windows adalah nama sistem operasi yang sangat terkenal di Indonesia, tapi tidak merdeka karena harus membayar izin untuk menggunakannya, dan tidak terbuka karena tidak bisa dipelajari cara kerjanya, apalagi dikembangkan. Tidak ada larangan menggunakannya, namun juga tidak ada paksaan untuk membelinya.

Siapapun sebagai pengguna komputer dan telepon genggam berhak memilih mana yang terbaik untuk dipakainya. Kalau sebuah organisasi, perusahaan, atau pemerintah Indonesia memilih program yang merdeka (free) dan terbuka (open source), maka tidak ada yang berhak menghalanginya. Free dan open source bukan nama program, bukan nama produk, bukan nama vendor. 


Friday, February 05, 2010

Internet Halal, Bisakah?

Internet Halal, Bisakah?

Ini bukan pro dan kontra internet itu halal atau tidak, tapi bagaimana mengakses internet tanpa melanggar aturan agama, hukum formal, dan etika? Internet yang halal dan baik, sehingga menyehatkan jiwa kita, seperti apa itu? Apakah kita ketika berinternet (secara sengaja atau tidak) dapat mengakses pornografi seperti playboy? Atau melihat fitnah seperti film "fitna"? Atau mengakses konten SARA di blog seperti beritamuslim.wordpress? Atau mengakses perjudian, web kekerasan, dan informasi buruk atau jahat lainnya? Internet "halal" artinya juga tidak mendowonload atau menggunkan software bajakan karena ada Linux? 

Jika tidak ada aral melintang, topik panas ini akan dikupas dalam acara e-Lifestyle MetroTV, Minggu 7 Februari 2010 pukul 13.30 WIB. 


Sunday, August 16, 2009

Buat apa Indonesia merdeka? Buat apa Linux open source?

..........Introspeksi sejenak menyambut hari kemerdekaan RI dan TIK.........

Di bidang negara, mengapa para pendiri negara kita memilih merdeka? Mengapa tidak bergabung saja dengan Jepang atau salah satu negara sekutu, Amerika atau Belanda atau yang lain? Kan tinggal pakai aturan yang ada, tinggal menikmati jabatan, tidak perlu perang, apalagi harus gerilya, tidak perlu menyusun undang-undang, tidak perlu belajar ilmu membangun negara baru, yang penting enak to? Mengapa hayo?

Karena, para Bapak Bangsa (the founding fathers) negara kita, saya dan juga Anda, ingin kedaulatan (menentukan nasib sendiri), punya kebebasan dalam mengelola negara, menentukan bentuk negara, bisa menjaga keamanan negara, mengatur sendiri kekayaan dan keuangan negara, tidak diatur pihak lain, apalagi pihak lain itu terbukti hanya mencari keuntungan sendiri.

Di bidang TIK, mengapa pakai Open Source atau software merdeka? Mengapa tidak ambil saja yang ada (Proprietary)? Kan tinggal pakai, tidak perlu mengubah kebiasaan, tidak perlu belajar, tidak perlu mengembangkan software sendiri, yang penting enak to? Mengapa hayo?

Karena, kami dan juga (saya yakin) Anda, ingin kedaulatan dalam menggunakan software, menentukan program apa yang mau kita pakai, mengatur sendiri bagaimana menyebarkan program, bisa menjaga keamanan software, mengatur sendiri bisnis software, tidak diatur pihak lain, apalagi terbukti pihak lain itu hanya mencari keuntungan sendiri.

Lalu apa hubungan Kemerdekaan 17 Agustus dengan Linux dan Open Source? Sistem operasi adalah tulang punggung semua komputer/gadget yang kita gunakan, dan Linux itu tokoh popularnya. Kalau kita ingin bebas dari tekanan pihak luar (untuk membayar lisensi mahal), bebas dari virus, bebas dari dosa (membajak software), bebas mengembangkan sendiri, dan bebas dari ketergantungan, maka kita harus merdeka di bidang TIK dengan menggunakan Linux atau program open source atau free software lainnya.

Memang kita belum bisa lepas 100% dari negara lain, tapi kita ingin semakin merdeka dalam mengelola negara. Memang kita belum bisa lepas 100% dari software lain, tapi kita ingin semakin merdeka dalam mengelola TIK.

Negara Indonesia: Sekali Merdeka Tetap Merdeka!
TIK Indonesia: Sekali Merdeka Tetap Merdeka!

Free bukan Gratis, Free adalah Freedom alias Merdeka!
...................................................

Wednesday, April 01, 2009

Musibah di bidang TIK

Pernahkah Anda menerima musibah di bidang TIK? Pernahkah data Anda hilang atau rusak karena virus, data penting/rahasia tersebar karena worm, software dirusak cracker (hacker jahat), hard disk rusak sebelum sempat diback-up, atau komputer hilang karena pencurian, kebakaran, gempa bumi, atau kebanjiran? Jika pernah, jangan-jangan Anda pernah pula berbuat aniaya?

Kata menganiaya atau menzhalimi atau lalai dipakai banyak pihak, baik itu manusia (dengan berbagai agama, kepercayaan, golongan, suku, warna kulit, atau partai politiknya) maupun Tuhan yang mencipta manusia. Bedanya, Tuhan Sang Pencipta tidak pernah menganiaya diri sendiri dan makhluk ciptaan-Nya, sedangkan manusia, banyak yang menganiaya diri sendiri, orang lain, atau ciptaan Tuhan lainnya. Saya yakin ini dipercayai oleh semua orang yang mengaku adanya Tuhan, apapun agamanya.

Banyak musibah dalam berbagai bidang di dunia ini biasanya karena manusia menganiaya diri sendiri, orang lain, atau ciptaan Tuhan lainnya. Tentu ada penyebab yang dengan mudah dapat difahami secara nalar seperti banjir, longsor, dan kebakaran. Demikian pula ada penyebab yang sulit difahami seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus.

Jika manusia ingin terhindar dari berbagai musibah yang mudah maupun sulit difahami secara nalar, manusia diberi petunjuk oleh Penciptanya untuk tidak menganiaya diri sendiri dan orang lain. Hindari aniaya diri sendiri dengan menggunakan software yang lebih aman dari virus dan worm, lakukan backup data secara rutin, update keamanan software secara rutin, dan jaga kabel listrik serta penyebab kebakaran lainnya. Hindari pula aniaya terhadap orang lain dengan tidak menggunakan software bajakan, tidak mengganggu hak orang lain, tidak merusak dan mencuri data, dan sebagainya.

Pembajakan software adalah aniaya atau pelanggaran 3 bidang moral:
- Moral etika: mengingkari janji dan menggunakan milik orang yang orang itu tidak mau diambil haknya alias pengambilan hak orang lain dengan paksa.
- Moral hukum: hampir semua negara mengakui hukum atau undang-undang hak cipta.
- Moral agama: semua ahli agama menyatakan pelanggaran terhadap hukum agama jika Anda mencuri milik orang, misalnya membajak software.

Tentu tidak melanggar 3 moral itu jika Anda menggunakan Linux dan software lainnya yang free/open source meskipun Anda tidak minta izin kepada pemilik hak ciptanya, karena izin sudah diberikan kepada Anda pada saat software disebarkan, bahkan sebelum Anda menggunakan.

Perbuatan aniaya, cepat atau lambat, akan membuat pelakunya menderita. Semoga kita (saya dan Anda yang membaca tulisan ini) tidak termasuk golongan manusia yang suka menganiaya. :-)

Depok, 1 April 2009, bukan April Mop.

Tuesday, March 17, 2009

Apakah Anda memiliki software komputer?

Pengantar:
Saya menulis ini karena membaca berita yang sangat menyedihkan di detikinet.com. Maksud saya, ini saat tepat Anda "menyelamatkan" Indonesia (termasuk diri Anda) dengan berbisnis yang terkait software free/open.

Kata "memiliki" dapat berarti macam-macam. Saya hanya membahas kata memiliki dalam hal software. Software di tulisan ini adalah program komputer berupa perintah-perintah yang tersimpan dalam penyimpanan data elektronik. Komputer adalah peralatan yang terdiri atas software dan hardware. Bentuk komputer bisa berupa handphone, netbook, notebook, pc, mini computer, mainframe, dan sebagainya.

Apakah Anda memiliki software komputer yang dapat Anda gunakan untuk bekerja? Jika komputer Anda berisi BlankOn Linux, maka Anda dapat menjawab "Ya", karena Anda memiliki software itu dalam arti sebenarnya. Anda dapat menggunakan untuk apa saja (personal, warnet, dan bisnis lainnya), dapat memodifikasi, menjual secara utuh atau Anda lepas hardware dan software-nya, bahkan dapat Anda gandakan lalu Anda jual juga hasil penggandaan Anda. Catatan: BlankOn Linux hanya contoh.

Apakah Anda memiliki software komputer bernama MS Windows? Jawabnya pasti "Tidak", meskipun Anda telah membeli komputer yang dibundel dengan MS Windows "asli". Anda tidak memiliki Windows, kecuali Anda punya saham MS mayoritas...hehehe. Mengapa? Karena Anda hanya diizinkan oleh MS untuk menggunakan Windows itu, tidak ada hak memodifikasi, tidak boleh melepaskan Windows lalu menjualnya ke orang lain, tidak boleh menggandakan untuk perusahaan sendiri, apalagi untuk perusahaan lain, bahkan menyewakan Windows untuk warnet saja tidak boleh tanpa izin MS. Catatan: MS Windows hanya contoh.

Jika Anda berbisnis (membuat, memodifikasi, mengintegrasi, dll.) software open/free, Anda memiliki software yang Anda bisniskan itu sepenuhnya meskipun pembuat software itu bukan Anda sendiri. Hak cipta tetap melekat pada pembuat software open/free, yang tidak perlu membayar untuk mendapatkan izin-nya. Anda memiliki hak jual dan hak-hak bisnis lainnya dari modifikasi, kustomisasi, integrasi dengan software lain, membundel dengan hardware, memberi support, memberi training, dan lain-lain. Karena Anda juga pemiliknya. Sebaliknya, jika Anda berbisnis software proprietary, Anda hanya memiliki apa yang Anda buat atau apa yang Anda beli izinnya untuk membisniskannya. Catatan: syarat dan ketentuan berlaku, yang tertulis dalam lisensi tiap software.

Tuesday, March 11, 2008

Buat apa modifikasi source code?

Saya ditanya oleh teman yang ingin menggunakan Linux, "Apa untungnya open source?"
Saya balik tanya, "Untung yang kamu maksud ini dalam hal apa, karena banyak keuntungan open source?"
"Dalam hal ketersediaan kode program atau source code," jawabnya.

Berikut ini jawaban singkat saya. Karena teman itu bukan programmer, saya menggunakan analogi. Mohon koreksi, jika analogi saya ini kurang tepat.

Salah satu keuntungannya, Linux yang open source itu dapat dimodifikasi. Ini mirip sepeda motor. Kamu dapat membongkar seluruh isi sepeda motor. Dan kamu dapat memodifikasinya, tanpa harus mengajukan izin, apalagi membayar, kepada pembuatnya. Sepeda motor itu dapat diumpamakan sebagai salah satu sistem software open source yang lengkap, misalnya Linux Ubuntu. Kamu dapat memodifikasi agar sesuai dengan kebutuhanmu. Kalau sebuah CD Ubuntu tidak bisa menjalankan mp3, vcd, dvd, dan tampilannya kurang menarik menurutmu, maka kamu dapat mengubahnya menjadi BlankOn, misalnya.

"Oke, aku ngerti sekarang," katanya sambil manggut-manggut (id: mengangguk-angguk). "Apa lagi keuntungan open source selain untuk modifikasi," tanyanya seperti makin penasaran.

Saya jawab dengan analogi lain. Open source itu mirip makanan dan obat-obatan. Semua makanan dan obat-obatan yang beredar resmi di Indonesia itu boleh disebut open source, sehingga BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dapat mengetahui apa saja isi makanan dan obat-obatan itu. Apakah kamu mau makan atau minum yang belum jelas apa isinya? Jika ya, kamu siap mengikuti jejak almarhum Munir. (Semoga Almarhum diampuni dosa-dosanya dan diterima semua amal ibadahnya. Amiin). Saya menduga Almarhum Munir tertipu, karena Almarhum yakin bahwa minuman itu tidak mengandung racun sehingga diminumnya. Repot kalau harus minta tolong BPOM dulu sebelum minum. Ini bedanya, kalau kamu atau temanmu tahu kode program, maka kemungkinan tertipu menjadi kecil. :-)