Friday, December 07, 2007

Dampak Positif Sweeping

Tiga bulan terakhir di penghujung 2007, saya melihat banyak dampak positif dari sweeping software bajakan yang dilakukan polisi. Ini terlepas dengan masih adanya beberapa dampak negatif seperti kolusi, yang memang sudah menjadi budaya buruk di Indonesia.

Dampak positif nyata dan langsung terlihat adalah banyaknya perusahaan bermigrasi dari Windows ke Linux. Warnet-warnet juga bermigrasi ke Linux, yang secara tak langsung telah menjadi agen menuju kemerdekaan dalam penggunaan komputer di Indonesia.

Dampak yang lebih dahsyat adalah meningkatnya kreativitas anak bangsa, seperti munculnya beberapa sistem operasi baru pengganti Windows (tepatnya distro Linux). Salah satu Linux ringan seperti capung yang baru saya lihat pagi ini adalah Kinjeng (http://www.linux.kinjeng.net).

Sekolah dan lembaga pendidikan secara tidak langsung juga terkena dampak positif dari sweeping. Sampai-sampai banyak mahasiswa izin tidak kuliah karena ikut projek migrasi ke Linux, mengajar pelatihan Linux, dan lain-lain. JUga banyak sekolah dan kampus yang mulai mengajarkan Linux/FOSS atau menjadikan Linux/FOSS sebagai tulang punggung sistem informasi di sekolah/kampus.

O-ya, ini hampir terlupakan, selama 2007 ini saya lihat banyak usaha baru dalam penyediaan dukungan penggunaan Linux dan Free/Open Source Software lainnya. Ada usaha yang bersifat bisnis murni (profit oriented) seperti beberapa teman di Surabaya membuat software akuntansi dan erp untuk Linux. Banyak pula usaha non profit seperti rilisnya Linux BlankOn (www.blankonlinux.or.id) dan teman-teman lainnya di Jakarta yang hampir tiap minggu membuat camp untuk coding sehingga diberi nama igos-codecamp. Ini ada kata igos (Indonesia Goes Open Source), saya kira karena igos telah menjadi gerakan nasional, meskipun belum didukung dengan kebijakan nasional berupa PP atau Kepres, apalagi UU. :-(

Saturday, October 20, 2007

Pengguna Linux juga suka pesta

Setelah ummat Islam merdeka karena ampunan Gusti Allah SWT pada hari raya Idul Fitri, saatnya pengguna software merdeka memeriahkan pesta rilis Gutsy (bukan Gusti) Ubuntu 7.10. Saat berita ini ditulis, sudah ada 9 kota di Indonesia yang akan dimeriahkan oleh kehadiran GRP. Apa itu GRP? Jelas bukan GSP (Guruh Soekarno Putra).

GRP singkatan dari Gutsy Release Party, acara yang diadakan untuk memeriahkan kemunculan versi terbaru dari distro Linux Ubuntu 7.10 dengan nama kode rilis Gutsy Gibbon (GG). GG tidak ada hubungan dengan Gudang Garam. Release Party ini diadakan oleh komunitas Ubuntu di berbagai belahan dunia dengan cara dan budayanya masing-masing.

Komunitas Ubuntu Indonesia tidak ingin ketinggalan dengan mengadakan acara GRP di Indonesia bekerja sama dengan beberapa rekan komunitas Linux lainnya di berbagai daerah. 9 kota yang telah siap menjadi tempat GRP adalah Jakarta, Bandung, Sukabumi, Cirebon, Semarang, Jogjakarta, Bali, Sinjai, dan Bogor.

Anda ingin ikut berpesta? Jika kota Anda belum terdaftar, silakan buat acara serupa atau lihat perkembangan/perubahan terbaru di http://wiki.ubuntu-id.org/ReleaseParty.

Saturday, October 06, 2007

Menentukan 1 Syawal dengan Linux

Beberapa hari yang lalu saya terima sms dari seorang teman,
yang menanyakan cara menghitung jatuhnya 1 Syawal dengan
software komputer bersistem operasi Linux.
Saya sarankan teman itu menggunakan kstars.

Berikut ini petunjuk sederhana Rukyatul Hilal dengan KStars.
(Saya yang masih minim ilmu tentang ini, mohon koreksi jika ada salah).

Cara menginstal kstars:
Mandriva:
# urpmi kstars
Ubuntu atau Debian dan turunannya:
# apt-get install kstars
Fedora atau turunannya:
# yum install kstars

KStars merupakan program yang sangat bagus di Linux, tidak hanya untuk
pendidikan, tapi juga untuk pemerintahan, keagaman, dan masyarakat
luas. KStars disebut juga Desktop Planetarium, artinya alat untuk
mengamati benda-benda di langit atau planet-planet, dalam bentuk
program di komputer desktop. Kita dapat menentukan dengan tepat letak
sebuah planet atau bintang, jam berapa bintang itu terbit dan
tenggelam dilihat dari bumi, dan sebagainya.

Kstars membuat simulasi antariksa di waktu malam yang berisi banyak
bintang, konstelasi, kumpulan atau kluster bintang, nebula, galaksi,
semua planet, matahari, bulan, komet, dan asteroid. Kita dapat melihat
angkasa dari mana saja di muka bumi dan di waktu kapan pun.

Tampilan Kstars sangat menarik dan menyenangkan. Kita dapat
mengecilkan atau membesarkan setiap benda di langit cukup dengan
mouse. Kita juga mudah mengidentifikasi benda dan mengikuti
peredarannya di langit. Kita juga dapat menentukan awal bulan
Qomariyah atau Hijriyah di seluruh wilayah dunia. Sebagai contoh,
berikut ini kita ingin menentukan 1 Syawal 1428 H bertepatan dengan
tanggal berapa pada tahun ini, 12 atau 13 Oktober 2007?

1. Jalankan kstars dari menu (ini contoh di desktop GNOME Linux Ubuntu
dan turunannya): Applications | Education | KStars. Kita akan melihat
Kstars dengan waktu yang sesuai dengan waktu komputer. Kstars juga
menampilkan petunjuk penggunaan yang berjudul Tip of the Day.

2. Tentukan tempat yang akan kita gunakan sebagai acuan. Klik Setting
| Set geographic location. Misalnya kita pilih daerah Jakarta, Indonesia.

3. Tentukan waktu yang akan kita teliti, dengan klik Time | Set time.
Kita lihat status pada tanggal 12 Oktober 2007 sore menjelang malam
sebelum 13 Oktober 2007, pada waktu mendekati matahari terbenam di
Jakarta, misalnya pukul 17.00.

4. Cari posisi matahari pada hari dan jam di atas. Klik Pointing |
Find Object, atau Ctrl-F, lalu ketikkan sun (matahari).

5. Klik kanan pada sun atau matahari. Ternyata matahari pada saat itu
akan terbenam (Set time) pada pukul 17.46.

6. Kita mencari bulan (Moon) dengan cara yang sama ketika mencari
matahari, Pointing | Find Object, lalu ketikkan moon. Ternyata bulan
pada saat itu telah jauh di atas ufuk atau horison. Bulan baru akan
tenggelam pukul 18.32. Dengan pemahaman bahwa awal bulan artinya
bulan "kelihatan" (berada di atas ufuk) pada saat matahari
terbenam, maka hari esoknya (13 Oktober 2007) sudah pasti bulan
Syawal, karena ketinggian bulan telah mencapai sekitar 9 derajat.

Mayoritas ulama sepakat bahwa bulan dapat terlihat dengan mata jika ketinggiannya telah mencapai 9 derajat. Derajat adalah ukuran sudut pandang benda di langit yang menunjukkan ketinggian benda itu dari garis horisontal atau ufuk barat. Benda di langit persis di atas kita memiliki ketinggian 90 derajat.

Di bawah ini tampilan bulan (benda bulat hitam di atas) saat matahari akan terbenam (benda bulat kuning di bawah) dilihat dari Jakarta pada 12 Oktober 2007 pukul 17.44 WIB.


Sampai di sini kita belum bisa memastikan tanggal 13 Oktober itu bertepatan dengan tanggal 1 Syawal atau 2 Syawal?

7. Kita coba memundurkan waktu ke tanggal 11 Oktober 2007. Kita cari
matahari, dan terlihat bahwa saat itu matahari terbenam pukul 17.46.
Lalu kita cari bulan, yang terlihat akan terbenam pukul 17.48. Ini juga
berarti hari esoknya, 12 Oktober 2007, sudah masuk bulan Syawal
(menurut sebagian ulama).

Ini tampilan bulan pada 11 Oktober 2007 pukul 17.44 WIB saat matahari akan terbenam dilihat dari Jakarta.


8. Ada banyak pendapat tentang Hilal atau bulan sabit, sehingga (sebagian dari) kita belum memastikan apakah tanggal 12 Oktober itu sudah tanggal 1 Syawal. Misalnya,
sebagian besar ulama Arab Saudi berpendapat bahwa kalau bulan dan
matahari telah bertemu (ijtimak) sebelum terbenam, berarti besoknya
tanggal 1 (12 Oktober 2007). Sebagian ulama Indonesia berpendapat bahwa ketinggian bulan minimal 2 derajat. Sedangkan bagi ulama yang berpendapat bahwa mata harus dapat melihat bulan sabit, maka minimal ketinggian bulan 6 derajat, bahkan ada yang mensyaratkan minimal 8 derajat.

9. Untuk mengetahui ketinggian bulan pada saat matahari terbenam, kita
atur waktu menjadi tepat pukul 17.46, saat matahari tenggelam. Klik
kanan gambar bulan lalu pilih Details. Pada kstars akan terlihat bahwa
bulan berada pada ketinggian sekitar 0 derajat. Artinya, untuk Jakarta
dan sekitarnya, dengan mata telanjang tidak mungkin melihat bulan.
Namun dengan bantuan komputer bulan bisa “terlihat” sehingga
Muhammadiyah memutuskan 1 Syawal 1428 H jatuh pada 12 Oktober
2007. Organisasi Islam lainnya, misalnya Persis, tidak sependapat
dengan Muhammadiyah, karena masih ada daerah lain di Indonesia
(misalnya Papua) yang belum masuk ke tanggal 1 Syawal pada 12 Oktober itu.

10. Sebaliknya, bagi yang berpendapat ketinggian bulan minimal 2 derajat,
atau lebih tinggi lagi, akan memutuskan bahwa pada 12 Oktober 2007
di wilayah Jakarta dan seluruh wilayah Indonesia belum masuk tanggal
1 Syawal 1428H, karena posisi bulan pada saat matahari terbenam
pada 11 Oktober 2007 di seluruh wilayah Indonesia
masih di bawah 2 derajat. Bahkan di Indonesia bagian timur dan tengah utara seperti
Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua, bulan sudah lebih dulu
terbenam sebelum matahari terbenam (ketinggian bulan masih minus atau di bawah ufuk barat).

Mana yang Anda pilih? Silakan putuskan sendiri-sendiri atau tanya ahlinya.
Jika Anda memilih Jumat 12 Oktober 2007 sebagai 1 Syawal,
tapi pada hari itu tidak ada teman sholat Idul Fithri, maka Anda dapat mengikuti pendapat bahwa hari itu Anda tidak berpuasa, meskipun Anda sholat Idul Fithri hari esoknya (Sabtu, 13 Oktober 2007).

Itu semua merupakan ijtihad, atau usaha maksimum manusia memahami agama dan alam semesta. Yang benar dapat nilai 2, yang salah dapat nilai 1. Hanya Allah yang Maha Tahu dan hanya Allah yang Maha Benar.

Wednesday, August 22, 2007

Pendidikan TIK dengan Komputer Lama

Ini tanggapan saya seputar keluhan pengajar sekolah yang masih menggunakan komputer lama.

Untuk kondisi saat ini, komputer kelas Pentium 2 ke bawah
dan atau RAM 64 MB ke bawah boleh dikatakan tidak layak,
jika acuannya adalah menggunakan aplikasi populer atau terbaru,
bukan aplikasi yang cukup memenuhi standar kompetensi/kurikulum.

Jika mau bertahan dengan Windows pun, tetap ketinggalan zaman
karena tidak bisa (sangat berat) untuk menjalankan XP apalagi Vista,
atau MS Office 2003 apalagi MS Office 2007.
Demikian pula dengan Linux dan OpenOffice,
Pentium 2 dan atau RAM 64 MB ke bawah pasti akan berat.
Kecuali pakai thin client atau diskless networking seperti LTSP, dll.

KOMPUTER LAMA TETAP BISA DIPAKAI (maaf caps lock karena penting),
jika para guru tidak mengajarkan merek/produk ke anak sekolah.
Ini artinya para guru harus menyusun/menggunakan silabus pendidikan
dengan tidak mengacu kepada produk tertentu (meskipun itu open source)
tapi mengacu ke standar kompetensi yg ada di kurikulum.

Fyi, saya pernah membaca beberapa buku pelajaran TIK dari Australia,
benar-benar jauh dari nama produk, baik proprietary maupun FOSS.

Impian saya (mengacu kurikulum 2006 di Indonesia) seperti ini:

- Belajar format dokumen teks (pengolah kata)
bisa dengan software apa saja yang
memenuhi standar kompetensi dan sesuai spec hardware.
Misalnya AbiWord atau aplikasi sejenis
yang jauh lebih ringan dari OpenOffice Writer dan MS Word.

- Belajar spreadsheet, bisa dg apa saja yang sesuai standar
kompetensi dan spec hardware, misalnya Gnumeric atau aplikasi lain
yg lebih ringan dari OpenOffice Calc dan MS Excel.

- Belajar mengolah gambar/foto, bisa dengan GnuPaint
atau yang lebih ringan dari Gimp dan Photoshop.

- Dan lain-lain.

Jika siswa memahami dan mampu mempraktikkan (sesuai standar kurikulum),
maka mereka tidak akan menemui kesulitan ketika
suatu saat bekerja dengan OpenOffice atau MS Office, dll.

Jadi, target pengajaran bukan untuk menguasai *menu dan perintah*,
tapi lebih ke pemahaman konsep aplikasi dan
mampu mempraktikkan dengan aplikasi apa saja yang
sesuai kebutuhan (standar kompetensi di kurikulum).
Untuk aplikasi office, tidak harus OpenOffice, apalagi MS Office,
karena ada 'office-office' lain yang lebih ringan.

Merdeka!

Saturday, August 18, 2007

Kurikulum TIK Berbasis Linux dan Open Source

Blog panjang ini ditulis dalam rangka persiapan Indonesia Merdeka di bidang Software :)

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia baru-baru ini mengeluarkan Kurikulum 2006 (Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan) sebagai penyempurnaan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran baru yang masuk dalam Kurikulum 2004/2006 ini. Standar kompetensi yang disebut dalam kurikulum itu sangat mendukung masuknya materi ilmu komputer berbasis Linux dan Open Source.

Kurikulum TIK 2004 dan 2006 tidak lagi menyebut nama produk peranti lunak, seperti dalam kurikulum pendidikan komputer di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Misalnya, pelajaran pengolah kata tidak menyebutkan Microsoft Word, sehingga penyelenggara sekolah dapat menggunakan OpenOffice Writer, AbiWord, Kword, dan lain-lain.

Yang lebih menarik, dalam salah satu materi pokok pelajaran TIK untuk SLTA atau SMA, SMK, dan MA (Madrasah Aliyah), terdapat materi etika dalam menggunakan teknologi informasi dan UU Hak Cipta. Akan sangat memalukan, bila pada saat pelajaran tentang etika dan hak cipta ini siswa menggunakan peranti lunak bajakan. Di sisi lain, akan sangat berat bagi sekolah dan orang tua siswa, jika harus membayar lisensi semua peranti lunak yang digunakan di sekolah.

Sesuai dengan buku panduan standar kompetensi Kurikulum 2004/2006, mata palajaran TIK merupakan salah satu fasilitas untuk menghasilkan siswa yang berkompeten. Maksudnya, siswa tidak hanya mampu merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, desentralisasi, dan hak asasi manusia, tapi juga mampu menggali, menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, siswa memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

Tujuan yang sangat indah dan ideal seperti itu hanya dapat dipenuhi jika lembaga pendidikan menggunakan peranti lunak bebas dan terbuka (free/open source software). Kalimat sederhananya, komputer berbasis sistem operasi Linux telah memenuhi kebutuhan SD hingga SLTA.

Berikut ini contoh target pendidikan TIK di SMP atau Madrasah Tsanawiyah berbasis Linux dan Open Source Software yang disusun oleh para pengajar TIK dari Divisi Pendidikan Sekolah – Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Terpadu – Nurul Fikri (LP3T-NF) sesuai dengan Kurikulum 2006 (KTSP).



Pokok Bahasan Materi TIK SMP Kelas 7


NO

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

APLIKASI

1

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

  • Pengenalan TIK

  • Peranan, fungsi dan dampak TIK

  • Pengenalan Undang – Undang Hak Cipta dan HaKI lainnya.

Demo alat – alat TIK

2

Perangkat keras komputer (alat input)

  • Jenis – jenis alat input komputer dan fungsinya

  • Membedakan Jenis – Jenis Port ( PS2, USB, Serial, Fireware ) dan penggunaannya

Demo alat – alat input komputer

3

Perangkat keras komputer (alat output)

  • Jenis – jenis alat ouput komputer dan fungsinya

  • Membedakan Jenis – Jenis Port (USB, LPT, Serial, Speaker ) dan penggunaannya

Demo alat – alat output komputer

4

Perangkat keras komputer (Media Penyimpanan)

  • Jenis – jenis media penyimpanan komputer dan fungsinya

  • Membedakan Harddisk IDE, Harddisk SATA, Flash Disk, Memori Card.

  • Pengukuran kapasitas penyimpanan dan istilahnya

Demo media penyimpanan komputer

5

Perangkat keras komputer (alat proses)

  • Pengenalan Main Board dan fungsinya

  • Pengenalan Processor dan fungsinya

  • Pengenalan RAM dan fungsinya

  • Pengenalan Card Ekspansi dan fungsinya

Demo alat – alat proses komputer





6

Pengenalan Sistem Operasi

  • Jenis – Jenis Sistem Operasi

  • Fungsi Sistem Operasi

  • Demo Instalasi Sistem Operasi

  • Penggunaan Sistem Operasi

Linux IGOS Nusantara atau distro lain yang dikuasai pengajar TIK dan pengelola laboratorium komputer sekolah.



7

Pengenalan Program Aplikasi

  • Fungsi Program Aplikasi

  • Jenis – Jenis program aplikasi di berbagai bidang

  • Demo Instalasi Program Aplikasi

  • Contoh Penggunaan Program Aplikasi

Paket-paket program Aplikasi pada Linux yang sesuai dengan distro Linux yang digunakan.

Target Kompetensi

  1. Siswa mampu mengenal pengertian dan kegunaan dari perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.

  2. Siswa mampu mengenal jenis – jenis perangkat keras dan perangkat lunak komputer beserta fungsinya dan terampil mengoperasikan dasar – dasar penggunaan komputer.


Pokok Bahasan Materi TIK SMP Kelas 8


NO

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

APLIKASI


1


Membuat dokumen sederhana menggunakan program pengolah kata


  • Fungsi menu dan ikon pada toolbar

  • Pengunaan kombinasi tombol pada keyboard ( Short key )

  • Format teks dan paragraf

  • Format kolom

  • Pembuatan Tabel dan diagram

  • Pengaturan halaman ( Layout ) lembar kerja

  • Penyimpanan dokumen

  • Proteksi dokumen

  • Pencetakan dokumen



OpenOffice Writer

2

Menggunakan fungsi equation editor dalam pembuatan rumus

  • Pembuatan rumus matematika

  • Pembuatan rumus fisika

  • Penulisan rumus senyawa kimia

OpenOffice Writer

3

Membuat Karya dengan program pengolah kata

  • Menyisipkan objek

  • Membuat model publikasi cetakan

OpenOffice Writer






4


Membuat dokumen menggunakan program pengolah angka (Spreadsheet)


  • Fungsi Menu dan Ikon pada Toolbar

  • Pengunaan kombinasi tombol pada keyboard ( Short key )

  • Pengaturan Layout lembar kerja

  • Rumus dan fungsi dasar

  • Mencetak dokumen

  • Penyimpanan dokumen



OpenOffice Calc

5

Menggunakan formula untuk melakukan perhitungan secara otomatis

  • Memasukkan formula matematika

  • Fungsi Statistik

  • Fungsi Format Bilangan

  • Menggunakan Ekspresi Logika


OpenOffice Calc

6

Membuat Presentasi pengolahan data dalam bentuk grafik

  • Membuat grafik dari sebuah tabel

  • Menerapkan Sorting data dab filtering data untuk keperluan pengolahan database


OpenOffice Calc

7

Membuat karya menggunakan program pengolah angka

  • Menyisipkan objek

  • Membuat model publikasi cetakan


OpenOffice Calc






8


Penggabungan Program pengolah angka dengan program pengolah kata


  • Memasukkan / Menyisipkan Berkas pengolah angka ke dalam pengolah kata

  • Memasukkan tabel dari berkas pengolah angka ke dalam pengolah kata




Open Office Writer

Open Office Calc

Target Kompetensi

  1. Siswa mampu mengenal dan terampil menggunakan program pengolah kata dalam mengolah dan menghasilkan informasi, serta mengembangkan kemampuannya dalam berkreasi membuat sebuah karya melalui program pengolah kata.

  2. Siswa mampu mengenal dan terampil menggunakan program pengolah angka, serta mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan problem sistematis, statistik dan berbasis data dan dapat menyajikannya dalam bentuk – bentuk yang professional.


Pokok Bahasan Materi TIK SMP Kelas 9


NO

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

APLIKASI

1

Dasar – dasar Internet / Intranet

  • Pengenalan internet / intranet

  • Dasar – dasar jaringan internet / intranet

  • Ukuran Kecepatan akses


Demo dan observasi lab komputer

2

Perangkat keras untuk akses internet

  • Pengenalan alat – alat untuk mengakses internet ( Dial-up, ADSL, Wireless )

  • Setting dan konfigurasi perangkat keras untuk mengakses internet

Demo alat – alat untuk mengakses internet


Konfigurasi Dial-up atau LAN atau Wireless LAN dengan salah satu distro Linux






3

Mengakses halaman web

  • Mengakses web dengan Browser

  • Membedakan web komersial, web edukasi, web organisasi, web provider

  • Mencari dan memanfaatkan informasi menggunakan search engine

Mozilla Firefox

Opera

Konqueror

4

Menggunakan Email

  • Membuat account email

  • Mempraktikkan penggunaan webmail

  • Mempraktikkan Email Client

Webmail (mail.yahoo.com atau mail.google.com atau server lokal di Linux: Squirrelmail)

Evolution

Thunderbird


5

Menggunakan layanan komunikasi melalui internet

  • Melakukan sign in dan sign out sesuai prosedur

  • Melakukan join ke suatu room

  • Menambah dan mengurangi user

  • Melakukan conference

Yahoo Messenger

Gaim Instant Messenger

6

Menggunakan File Transfer Protocol (FTP)

  • Mempraktikkan Login dan Logout

  • Mempraktikkan Upload dan Download file dari FTP Server

Gftp

7

Pembuatan Homepage sederhana dengan HTML

  • Membuat halaman web dengan Tag dasar HTML

  • Membuat link antar halaman web

  • Memodifikasi halaman web

  • Mengakses halaman web dari webserver

OpenOffice Writer HTML

NVU, Quanta, Bluefish, dll.

Target Kompetensi

  1. Siswa mampu mengenal dasar – dasar internet dan intranet, serta mengembangkan pengetahuan internetnya untuk keperluan edukasi, mendapatkan dan memanfaatkan informasi untuk berbagai keperluan.

  2. Siswa mampu dan terampil mengekspresikan / mengaktulisasikan dirinya dalam sebuah website dan mengembangkan ide – ide kreatifitasnya secara baik dan professional.



Friday, August 03, 2007

Hari Kemerdekaan Software

Teman-teman yang berbahagia,

Saya menulis blog ini pada 3 Agustus 2007, atau 14 hari menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2007. Tahukah Anda, hari apa perayaan kemerdekaan software Indonesia dan dunia? Jawabnya 15 September 2007.

Dengan sponsor Canonical (Ubuntu), FSF, Google, dll.,
Software Freedom International (SFI) mengajak kita semua
mengadakan perayaan akbar secara bersamaan di seluruh dunia,
yaitu Hari Kemerdekaan Software, 15 September 2007.
Lihat http://softwarefreedomday.org
Berita sejak 2005 di sini: http://softwarefreedomday.org/press

Belum banyak yang daftar dari Indonesia:
http://softwarefreedomday.org/map/2007

Daftar di sini:
http://softwarefreedomday.org/cgi/register.html

Aturan di sini:
http://softwarefreedomday.org/CodeOfConduct

Kami mengajak semua komunitas Linux dan Free/Open Source Software
di seluruh Indonesia ikut meramaikan Hari Kemerdekaan kedua kita ini
setelah peringatan Hari Kemerdekaan Pertama, 17 Agustus 2007 :-)
sesuai kemampuan masing-masing.
Kalau di hari kemerdekaan pertama biasanya panjat pinang, dll.
Nah, pada hari kemerdekaan kedua ini, silakan cari ide :-)

Jika teman-teman perlu bantuan, YPLI (www.ypli.or.id) akan bantu
sesuai kemampuan yang ada, misalnya membuatkan proposal,
menghubungkan dengan sponsor, kontak ke pemerintah pusat/daerah,
kontak ke media massa, dan lain-lain.

Acara berikutnya dalam skala nasional Indonesia adalah
Indonesian Linux Conference (ILC 2007) sekaligus pertemuan
kedua para aktivis Linux/FOSS seluruh Indonesia,
yang akan dilaksanakan di Jogja, 17 November 2007.
ILC telah terselenggara beberapa kali sejak 2002,
sedangkan pertemuan nasional baru sekali di Surabaya (17/11/2006).

Merdeka!!!

Wednesday, June 06, 2007

Tip Memilih Distro

Salah satu keluhan para pengguna awam Linux adalah bingung memilih distro. Distro yang berasal dari kata distribution adalah istilah untuk menyebut pemaket sistem operasi Linux dengan berbagai jenis program komputer. Linux awalnya adalah nama kernel atau inti sistem operasi. Linux telah menjadi istilah popular sebuah sistem operasi berbasis kernel Linux. Bahkan, Linux juga sering digunakan untuk menyebut distro, misalnya Linux Ubuntu, Linux BlankOn, dan lain-lain.

Distro Linux disebut pula sebagai kumpulan perangkat lunak yang dipaket bersama kernel Linux dan program tambahan untuk menginstal, menjalankan, dan mengonfigurasi sistem operasi Linux dalam suatu sistem perangkat keras. Sistem perangkat keras ini dapat berupa laptop, PC, mainframe, pda, handphone, robot, router, dan lain-lain. Pengemasan distro saat ini biasanya berupa CD/DVD.

Istilah distro muncul karena adanya kebebasan mengembangkan dan mendistribusikan software merdeka (Free Software) dan Open Source. Setiap orang atau organisasi boleh memembuat atau mengubah distro, tanpa harus selalu meminta izin kepada Linus Torvalds (pembuat pertama Kernel Linux), maupun pembuat program open source lainnya. Perbedaan distro satu dengan yang lain biasanya dalam hal cara instalasi, cara konfigurasi, tampilan standar, dan jenis paket yang disertakan,

Banyaknya jenis distro Linux ini di satu sisi membingungkan dalam memilih, di sisi lain menjadi salah satu kelebihan Linux karena tersedia banyak pilihan/alternatif bagi pengguna atau pengembang sistem komputer. Pilihan dapat ditentukan dengan beberapa kriteria, antara lain popularitas atau banyaknya pengguna, kemudahan instalasi dan konfigurasi, tujuan penggunaan, kelengkapan aplikasi, dukungan pengembang, selera pengguna, dan kedaerahan (bahasa, jenis huruf, jenis keyboard, dll.).

Popularitas

Salah satu web yang terkenal untuk mengetahui popularitas distro Linux adalah distrowatch.com, yang menyusun ranking distro berdasarkan HPD (Hit Per Day) dari 359 distro (status 31 Mei 2007).

Untuk dua belas dan enam bulan terakhir, Ubuntu menempati posisi pertama, disusul OpenSUSE. Tiga bulan terakhir Ubuntu juga di tingkat pertama, disusul PCLinuxOS. Sebulan terakhir, PCLinuxOS di tempat pertama, Ubuntu di nomor dua.

Ubuntu adalah distro turunan Debian. Tersedia beberapa pilihan Ubuntu, misalnya Ubuntu Desktop (live-CD) dengan desktop GNOME, Ubuntu Alternate, Ubuntu Server, Kubuntu dengan desktop KDE, dan Xubuntu dengan desktop XFCE. Ubuntu.com juga menyediakan Edubuntu dengan desktop GNOME plus aplikasi pendidikan dan LTSP (Edubuntu Server), yang bisa dilengkapi dengan CD Edubuntu Server Addon. Ubuntu “standar” itu belum menyertakan paket-paket pendukung beberapa format file multimedia seperti MP3, VCD, dan DVD, namun tersedia paket-paket Extras yang dapat didownload. Semua itu tersedia di majalah InfoLINUX edisi 06/2007 versi 2 DVD.

PCLinuxOS adalah distro live-CD turunan Mandrake atau Mandriva. PCLinuxOS juga dapat diinstal ke hard disk setelah berjalan normal dari CD, mirip dengan Kubuntu Desktop. PCLinuxOS dilengkapi paket-paket multimedia untuk MP3, VCD, dan DVD. Penambahan paket rpm dari server repositori dapat dilakukan setelah instalasi ke hard disk, dengan apt-get dan synaptic.

Di Indonesia, komunitas pengguna Linux paling ramai saat ini adalah Ubuntu. Jumlah pengguna Ubuntu Indonesia belum terhitung, mungkin juga paling besar karena kemudahan memperoleh CD secara gratis dari Ubuntu.com.

Kemudahan Instalasi dan Siap Digunakan

Mudah itu relatif, namun Anda dapat menentukan mudah atau tidaknya instalasi berdasarkan survey atau tanya ke teman. Jika Anda tidak ingin lebih dahulu menginstal, distro live-CD seperti KNOPPIX dan PCLinuxOS sangat cocok. Ubuntu/Kubuntu/Edubuntu Desktop juga live-CD, namun belum mendukung MP3, sehingga tidak mudah bagi umumnya orang Indonesia.

Tujuan Menggunakan Komputer

Jika Anda ingin menjadikan komputer Anda sebagai server LTSP, maka Edubuntu Server merupakan pilihan yang pas saat ini. Anda bisa memilih K12LTSP untuk kebutuhan sekolah, dengan 5 CD berbasis Fedora Core. Jika Anda ingin membangun server enterprise, CentOS dapat menjadi alternatif Red Hat Enterprise Linux yang terkenal itu.

Tersedia Banyak Aplikasi

Debian dan Ubuntu merupakan distro yang memiliki repositori lengkap (kumpulan paket di server atau DVD), jika internet atau akses ke penyedia DVD bukan kendala. Mandriva, SUSE, dan Fedora merupakan distro tua yang juga memiliki banyak repositori, selain sudah dipaket dalam bentuk beberapa CD atau DVD.

Dukungan Teknis

Dukungan teknis berbayar disediakan oleh distro besar dan tua seperti Red Hat dan Novell-SUSE. Berbagai perusahaan juga menyediakan dukungan teknis profesional untuk berbagai distro. Jika Anda bisa memanfaatkan dukungan teknis melalui komunitas, misalnya melalui milis, semua distro besar didukung oleh banyak orang secara suka-rela, misalnya Ubuntu, Fedora, SUSE, dan Mandriva. Salah satu komunitas yang hanya mendukung ke salah satu distro adalah Ubuntu-id.org.

Sesuai Selera

Ini bersifat subjektif, sehingga tidak ada kriteria baku.

Bahasa Lokal

Banyak distro menyediakan paket pendukung kebutuhan lokal, seperti menu berbahasa Indonesia. Namun, jika pilihan itu ada secara default, distro lokal seperti BlankOn, Kuliax, dan IGOS Nusantara pantas Anda coba. BlankOn 1.0 dan IGOS Nusantara berbasis Fedora Core, sedangkan Kuliax berbasis Debian KNOPPIX.

Rangkuman

Cara memilih distro untuk digunakan (bukan dikembangkan), dapat melalui kriteria berikut ini, urut dari yang paling penting menurut penulis:

1. Distro yang paling banyak digunakan oleh orang-orang di sekitar Anda.
2. Distro yang paling mudah diinstalasi dan dikonfigurasi, sehingga siap digunakan tanpa banyak masalah, paling tidak menurut teman-teman di sekitar Anda.
3. Distro yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan Anda menggunakan komputer.
4. Distro yang menyediakan banyak aplikasi dan cepat update-nya.
5. Distro yang menyediakan dukungan teknis, sehingga Anda mudah mendapatkan jawaban jika menemukan masalah.
6. Distro yang sesuai selera (subjektif) Anda.
7. Distro yang dilengkapi fasilitas untuk kebutuhan lokal Anda, misalnya berbahasa Indonesia dan memiliki tampilan khas (theme) Indonesia.

Jika Anda masih awam, sedikit teman pengguna Linux, dan tidak memiliki akses internet yang cepat dan murah, maka saya menyarankan Anda memilih Mandriva. Jika Anda memiliki teman yang bisa memberikan DVD-DVD (misalnya teman Anda adalah InfoLINUX), atau Anda memiliki akses internet yang cepat, maka saya menyarankan Anda memilih Ubuntu atau variannya. Jika Anda ingin distro yang memiliki ciri khas Indonesia, pilihlah BlankOn, Kuliax, atau IGOS Nusantara. :-)

Monday, April 30, 2007

Beberapa Mitos seputar Linux/FOSS

Banyak pendapat atau pemikiran yang tidak benar tentang Linux dan software bebas/open source lainnya. Berikut ini 6 di antaranya. Mohon koreksi jika saya salah.

1. Free/Open Source berarti Gratis dan Tidak ada Bisnis


Free dalam istilah Free Software berarti freedom (bebas atau merdeka). Yang pasti gratis (no fee) dalam dunia Open Source adalah lisensinya. Artinya, tidak perlu biaya lisensi untuk mendapatkan produk Free/Open Source Software (FOSS). Seandainya MS Windows dan MS Office gratis, tetap tidak disebut free/open source software kalau tidak bebas digunakan, dipelajari, dikembangkan ulang, dan disebarluaskan.

Bisnis Open Source adalah bisnis jasa atau solusi, bukan jualan lisensi. Pembuatan software khusus, penyediaan jasa pelatihan, dan dukungan teknis, merupakan contoh bisnis di dunia Open Source. Pengguna juga tetap perlu biaya untuk download, instalasi, konfigurasi, pelatihan, dan perbaikan agar sesuai kebutuhannya, tapi semua itu tanpa harus membayar izin atau lisensi kepada vendor atau pembuat awalnya. Itulah makna free dalam Open Source, yakni siapa pun dapat bisnis bersama Open Source.


2. Tidak ada Service/Support untuk Free/Open Source Software


Ini juga contoh kesalahpahaman terhadap Open Source. Pengguna produk Open Source seperti Linux dan OpenOffice dapat meminta layanan atau dukungan teknis kepada perusahaan mana saja. Biaya service/support Open Source tidak berbeda jauh dengan service/support dari software Proprietary. Kalau pun biaya service/support Open Source sedikit lebih mahal daripada produk proprietary, biasanya disebabkan jumlah SDM yang menguasai Open Source saat ini masih sedikit. Makin banyak penyedia (Supplier) akan makin murah harganya.

Mirip dengan Mitos 1, boleh ada biaya untuk Service/Support, sehingga ada bisnis di dalamnya. Tapi tidak ada biaya lisensi untuk mendapatkan service/support. Penyedia jasa ini tidak harus membayar lisensi kepada pemilik merek, misalnya Linus Torvalds (pemegang hak cipta Linux) dan Sun Microsystems (pemegang hak cipta OpenOffice).

Mitos ini juga disebabkan salah paham, bahwa penyedia support adalah pembuat program. Misalnya, MS pasti mensupport Anda yang menggunakan produk MS. Padahal belum tentu, Anda tidak akan disupport kalau Anda tidak membayar (lisensi atau support)-nya. Anda tidak akan dapat update selama Anda tidak membayar lisensi dan melakukan registrasi. Kecuali Anda membajak atau mencurinya, yang jelas melanggar hukum dan moral.

Di dunia Open Source, penyedia support bisa siapa saja, karena tidak hanya pembuatnya yang menguasai produk yang kodenya terbuka. Bahkan tersedia support Open Source yang sangat murah, seperti melalui mailing list dan web, yang tentu saja belum pasti ada jaminan secara profesional atau purna jual. Untuk mendapatkan support dengan jaminan yang jelas, sewajarnya Anda membayar penyedia support.

3. Pengembangan Aplikasi Free/Open Source Susah

Salah satu penyebab terjadinya mitos ini adalah kebiasaan. Pembuat program yang sudah biasa dengan produk proprietary akan mencari produk itu di Linux/Open Source. Misalnya, pengembang software yang terampil menggunakan Visual Basic (VB) akan mencari VB di Linux. Saat ini jelas tidak ada, karena MS sebagai pembuat VB tidak mendukung Linux. Padahal telah tersedia Gambas dan Phoenix sebagai pengganti Visual Basic, atau MONO sebagai pengganti .NET.

4. Free/Open Source Software tidak Aman

Ini salah paham, bahwa kode yang tersedia di Internet membuat banyak orang mudah menjebol (cracking) software. Salah, karena untuk menjebol software tidak harus membutuhkan source code. Sebaliknya, source code yang tersedia memungkinkan banyak orang untuk mengetahui kelemahannya dan segera membuat perbaikannya. Keamanan sistem komputer tidak ditentukan oleh open atau tidaknya program, tapi lebih ke bagaimana penjagaan/perawatan oleh admin-nya.

Setiap ditemukan kelemahan suatu sistem Open Source, dalam waktu singkat akan tersedia perbaikannya (update atau patch). Sebaliknya, softwate proprietary yang ditemukan kelemahannya, hanya dapat mengharapkan vendor pembuat untuk memperbaikinya, dan itu bisa memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.

5. Tidak ada Training untuk Free/Open Source Software

Lagi-lagi ini salah dari sisi pemahaman, bahwa hanya vendor software yang berhak menyediakan training. Seperti support, lisensi Open Source mengizinkan siapa saja menyediakan jasa training.

Saat ini masih banyak lembaga pendidikan yang hanya meyediakan training proprietary, termasuk perguruan tinggi. Tapi perkembangan terakhir menunjukkan banyak lembaga pendidikan mulai meyediakan jasa training software Open Source. Kelemahan dari sisi ketersediaan SDM ini sekaligus menjadi peluang bangsa Indonesia untuk belajar dan mengambil bisnisnya, termasuk koperasi.

6. Free/Open Source Software tidak pernah Matang

Ini benar untuk beberapa hal, tapi salah untuk banyak hal lainnya. Contoh software Open Source yang sudah sangat matang adalah Apache (web server yang paling banyak digunakan di dunia), kernel Linux, Database MySQL dan PostgreSQL, mail server Sendmail/Postfix/qmail/exim, Mozilla/Firefox, OpenOffice, dan lain-lain. Memang keterbukaan kode memungkinkan banyak orang mengembangkan dan merilis karyanya meskipun belum matang. Namun, keterbukaan pula yang menyebabkan orang lain bisa memperbaiki kekurangannya sehingga menjadi cepat matang.

Sunday, January 28, 2007

Mengapa Saya Pakai Linux?


1. Linux terbukti membebaskan saya dari virus, karena (hampir semua) virus yang ada ditujukan untuk Windows.
2. Linux membuat jiwa saya tenang, karena tidak khawatir disweeping polisi.
3. Linux meringankan pengeluaran uang kantor saya, karena tidak perlu membayar lisensi dan dapat menggunakan komputer lama sesuai kebutuhan, misalnya sebagai diskless (komputer jaringan tanpa hard disk).
4. Linux menjadikan saya bangga sebagai bangsa Indonesia, karena bisa memiliki Linux sendiri.
5. Linux mendorong banyak teman dan saudara saya berwirausaha atau meningkatkan keterampilan sehingga mudah mendapatkan pekerjaan.
6. ... ada yang dapat menambahkan mengapa Anda pakai Linux?

Tuesday, January 23, 2007

Penyedia Jasa Linux/FOSS di Indonesia


Tulisan ini berdasar pengetahuan saya yang terbatas. Mohon koreksi/masukan ditulis di Comments atau dikirim ke email saya: rus at infolinux.co.id.



Salah satu kelebihan memilih solusi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) berbasis Linux/FOSS (Free/Open Source Software) adalah tumbuhnya industri lokal, terutama UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Bisnis TIK berbasis Linux/FOSS umumnya bukan jualan lisensi, tapi lebih ke jualan jasa seperti dukungan teknis, pelatihan, pengembangan software, kustomisasi software/hardware, dan bentuk dukungan lainnya seperti penerbitan buku, penggandaan CD, dll.

Ketersediaan dukungan teknis (technical support) terhadap penggunaan Linux dan FOSS dinilai masih lemah. Pernyataan lemah atau kurang dukungan teknis ini masuk akal bila menggunakan perbandingan antara dukungan teknis pengembang Linux/FOSS dengan dukungan teknis perusahaan proprietary software terhadap produknya. Pengembang Linux/FOSS tidak selalu menyediakan dukungan teknis secara langsung. Lisensi Linux/FOSS memungkinkan siapa saja, personal atau lembaga, gratis atau berbayar, perusahaan besar atau kecil, dapat menyediakan dukungan teknis, pelatihan, dan pengembangan, tanpa harus meminta izin atau membayar royalti kepada pengembang pertamanya.

Bagian awal tulisan ini akan menguraikan bentuk dukungan teknis yang bisa didapatkan oleh pengguna Linux dan FOSS di Indonesia. Pada bagian selanjutnya tulisan ini akan membahas ketersediaan jasa pelatihan (training) dan pengembang software/hardware berbasis Linux/FOSS, dan bentuk dukungan lainnya di Indonesia.


1. Dukungan Teknis

Selama ini ada kesan bahwa dukungan teknis yang tersedia untuk pengguna Linux/FOSS hanyalah yang berbasis komunitas. Penulis membatasi arti komunitas adalah para pembuat dan pengguna software yang bertindak secara personal atau organisasi non profit. Namun, di Indonesia telah berdiri banyak penyedia dukungan teknis yang profesional dan berbayar, seperti yang diberikan perusahaan proprietary software. Berikut ini beberapa bentuk dukungan teknis Linux/FOSS di Indonesia, mulai dari komunitas, organisasi non profit, hingga perusahaan.




Komunitas Berbasis Web di Internet

Linux dan FOSS sejak awal dikembangkan dengan memanfaatkan internet. Pembuat software Linux/FOSS mengumumkan karyanya melalui internet. Pengguna bebas mencoba, menggunakan, memberikan umpan-balik, dan membantu mengembangkan, serta melengkapi dengan dokumen, juga melalui internet. Jadi, pembuat program lah yang memberikan dukungan pertama terhadap penggunaan Linux/FOSS, lalu diikuti pengguna dan pengembang lainnya.

Berikut ini daftar sebagian komunitas di internet yang memberikan dukungan teknis di Indonesia dan dunia berbasis web. Beberapa komunitas ini juga menyediakan dukungan melalui email dan chatting. Secara fisik, tidak ada batas waktu dan tempat untuk memperoleh dukungan ini selama tersedia akses internet.

Komunitas Berbentuk Email atau Milis

Bentuk dukungan teknis di internet selain dan web dan email personal adalah maling list (milis). Dukungan teknis melalui milis ini tergolong besar di Indonesia, karena banyaknya jumlah anggota di beberapa milis dan banyaknya milis tentang Linux/FOSS. Berikut ini sebagian dari milis:

Komunitas Berbentuk Fisik, KPLI dan KSL

Tidak banyak komunitas di Indonesia yang menyediakan dukungan teknis secara fisik. Kalaupun ada, sifatnya hanya temporer pada acara-acara tertentu seperti seminar, workshop, dan installfest (festival instalasi dan konfigurasi Linux dalam bentuk peserta datang membawa komputernya untuk mendapatkan bimbingan instalasi dan konfigurasi).

Sebagian besar komunitas ini menamkan diri sebagai Kelompok Pengguna Linux Indonesia (KPLI). KPLI berdiri hampir di setiap kota besar di Indonesia. Tidak semua KPLI menyediakan dukungan di darat, misalnya KPLI Bandung. Sebaliknya, tidak semua KPLI memiliki dukungan melalui internet, misalnya KPLI Aceh dan KPLI NTT (Nusa Tenggara Timur).

Berikut ini daftar sebgaian komunitas yang sering menyediakan dukungan secara fisik atau pertemuan di darat.

  • KPLI Jakarta (jakarta.linux.or.id)

  • KPLI Surabaya (surabaya.linux.or.id)

  • KPLI Jogja (jogja.linux.or.id)

  • KPLI Bandung (bandung.linux.or.id)

  • KPLI Bogor (bogor.linux.or.id)

  • KPLI Tangerang (kpli.ict-tangerang.net)

  • KPLI Cilegon

  • KPLI Bekasi

  • KPLI Semarang (jateng.linux.or.id)

  • KPLI Solo (solo.linux.or.id)

  • KPLI Salatiga

  • KPLI Madiun (madiun.linux.or.id)

  • KPLI Malang (malang.linux.or.id)

  • KPLI Jember

  • KPLI Sidoarjo

  • KPLI Bali (bali.linux.or.id)

  • KPLI Makassar (makassar.linux.or.id)

  • KPLI Manado (manado.linux.or.id)

  • KPLI Banjarmasin

  • KPLI Samarinda

  • KPLI Balik Papan

  • KPLI Palangkaraya

  • KPLI Lampung

  • KPLI Palembang (palembang.linux.or.id)

  • KPLI Padang (padang.linux.or.id)

  • KPLI Medan (medanlinux.com)

  • KPLI Batam (batam.linux.or.id)

  • KPLI Pekanbaru (pekanbaru.linux.or.id)

  • KPLI NTT

  • Komunitas Linux di kampus-kampus, bisanya bernama Komunitas Studi Linux (KSL), misalnya KSL Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta, KSL Atmajaya Jogjakarta, KSL UPN Veteran Jogjakarta, KSL UII Jogjakarta, KSL UGM Jogjakarta, KSL UNY Jogjakarta, KSL Amikom Jogjakarta, KSL Akakom Jogjakarta, KSL Universitas Dr. Soetomo Surabaya, KSL STT TELKOM Bandung, KSL Unikom Bandung, KSL STT PLN Jakarta, dll.

Perusahaan (Linux Support Centers)

Saat ini telah banyak perusahaan yang menyediakan jasa dukungan teknis secara profesional dan berbayar. Berikut ini hanya sebagian dari perusahaan yang saat ini serius dan profesional menyediakan jasa dukungan teknis Linux/FOSS:

Organisasi Non Profit

Semua KPLI yang ada saat ini boleh disebut organisasi non profit yang tidak berbadan hukum. Berikut ini contoh organisasi non profit berbadan hukum Indonesia yang memberikan dukungan terhadap penggunaan Linux/FOSS:

  • Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) www.ypli.or.id

  • Yayasan Air Putih

Lembaga Pendidikan

Beberapa lembaga pendidikan juga menyediakan jasa dukungan teknis, baik secara berbayar maupun dengan model kerjasama. Berikut ini beberapa perguruan tinggi swasta dan negeri, serta sekolah menengah, yang bisa atau pernah memberikan jasa dukungan teknis Linux/FOSS:

  • Universitas Gunadarma Jakarta

  • Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

  • Universitas Indonesia Jakarta

  • Universitas Gajah Mada Jogjakarta

  • Institut Teknologi Bandung

  • Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

  • Universitas Udayana Denpasar

  • SMK TI di seluruh Indonesia dan ICT Center di beberapa kota.


2. Pendidikan dan Pelatihan

Hampir semua pelatihan disediakan secara profesional dan berbayar, seperti yang disediakan oleh Training Center atau Training Provider dari perusahaan software proprietary. Berikut ini hanya sebagian dari perusahaan yang menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan Linux/FOSS:


3. Pengembang Software

Banyak pengembang software Linux/FOSS, pengembang untuk tujuan khusus, dan pengembang software secara kustomisasi di Indonesia. Berikut ini hanya sebagian kecil dari pengembang:


4. Penyedia Barang dan Jasa lainnya

Saat ini juga mulai terlihat beberapa perusahaan menyediakan jasa di bidang pengadaan hardware yang dibuat khusus untuk Linux atau dibundle dengan Linux. Sebagian perusahaan juga menyediakan jasa Linux Embedded System, misalnya mengembangkan peralatan jaringan atau pabrik yang di dalamnya ada software khusus berbasis Linux (bukan Linux untuk desktop/server).

  • Vendor hardware/software: IBM dan SUN Microsystems dengan OpenOffice.org-nya.

  • Vendor-vendor hardware, seperti Intel, Acer, Mugen-PC, HP/Compaq, dan lain-lain.

  • Vendor software seperti Oracle dan lain-lain.

  • Perusahaan jasa Internet (ISP, NAP, Data Center, Web Hosting, dll.).

  • Lain-lain: www.voiprakyat.or.id (telepon/videopon via internet) www.ilmukomputer.com (dokumen gratis di internet), www.infolinux.web.id (penerbitan majalah dan CD/DVD), www.dianrakyat.co.id (penerbitan buku dan CD/DVD), www.gudanglinux.com, dll.


5. Penutup

Di Indonesia telah tersedia dukungan teknis Linux/FOSS di seluruh propinsi secara cukup merata, mulai dari yang bersifat komunitas, lembaga pendidikan, organisasi non profit, hingga ke perusahaan-perusahaan. Lembaga pendidikan formal dan perusahaan-perusahaan juga telah siap dengan jasa pendidikan dan pelatihan Linux/FOSS. Hampir semua perusahaan pengembang software di Indonesia akan dapat melayani pengembangan software berbasis Linux/FOSS. Istilah popularnya, ada gula ada semut...hehehe.