Tiga bulan terakhir di penghujung 2007, saya melihat banyak dampak positif dari sweeping software bajakan yang dilakukan polisi. Ini terlepas dengan masih adanya beberapa dampak negatif seperti kolusi, yang memang sudah menjadi budaya buruk di Indonesia.
Dampak positif nyata dan langsung terlihat adalah banyaknya perusahaan bermigrasi dari Windows ke Linux. Warnet-warnet juga bermigrasi ke Linux, yang secara tak langsung telah menjadi agen menuju kemerdekaan dalam penggunaan komputer di Indonesia.
Dampak yang lebih dahsyat adalah meningkatnya kreativitas anak bangsa, seperti munculnya beberapa sistem operasi baru pengganti Windows (tepatnya distro Linux). Salah satu Linux ringan seperti capung yang baru saya lihat pagi ini adalah Kinjeng (http://www.linux.kinjeng.net).
Sekolah dan lembaga pendidikan secara tidak langsung juga terkena dampak positif dari sweeping. Sampai-sampai banyak mahasiswa izin tidak kuliah karena ikut projek migrasi ke Linux, mengajar pelatihan Linux, dan lain-lain. JUga banyak sekolah dan kampus yang mulai mengajarkan Linux/FOSS atau menjadikan Linux/FOSS sebagai tulang punggung sistem informasi di sekolah/kampus.
O-ya, ini hampir terlupakan, selama 2007 ini saya lihat banyak usaha baru dalam penyediaan dukungan penggunaan Linux dan Free/Open Source Software lainnya. Ada usaha yang bersifat bisnis murni (profit oriented) seperti beberapa teman di Surabaya membuat software akuntansi dan erp untuk Linux. Banyak pula usaha non profit seperti rilisnya Linux BlankOn (www.blankonlinux.or.id) dan teman-teman lainnya di Jakarta yang hampir tiap minggu membuat camp untuk coding sehingga diberi nama igos-codecamp. Ini ada kata igos (Indonesia Goes Open Source), saya kira karena igos telah menjadi gerakan nasional, meskipun belum didukung dengan kebijakan nasional berupa PP atau Kepres, apalagi UU. :-(