Mengapa bangsa Indonesia sering ditimpa bencana atau musibah? Di bawah ini hanya tiga dari banyak kemungkinan penyebabnya. NB: "dosa-dosa" merupakan kata pengganti untuk perbuatan aniaya atau yang merugikan orang lain.
- Mengaku punya Tuhan, tapi mendurhakainya. Tuhan yang Maha Adil melarang manusia mengambil hak orang lain secara tidak adil. Tapi, banyak manusia melawan pedoman itu, misalnya mengambil hak cipta orang lain di bidang software, khususnya yang "berpemilik" atau proprietary.
- Membuat aturan, tapi melanggarnya. Pemerintah bersama DPR telah menetapkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Tapi, berapa juta orang yang melanggar UU ini?
- Membuat janji, tapi mengingkarinya. Betapa banyak (meskipun tidak semuanya) pejabat pemerintah dan anggota DPR/DPRD yang telah berjanji/bersumpah saat diangkat dalam jabatannya, tapi tidak menepatinya. Padahal, semua pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa saja yang dipimpinnya, termasuk memastikan semua software di kantornya harus legal. Pemimpin yang baik pasti tidak memboroskan uang rakyat dengan membeli software yang mahal, sementara banyak rakyatnya menderita kemiskinan dan kebodohan, bahkan ada yang mati karena kelaparan (kurang gizi).
Saya yakin banyak di antara kita yang menyadari "dosa-dosa" itu, dan melakukan sesuatu untuk memperbaikinya, meskipun kecil. Misalnya kita lebih memilih Linux dan FOSS (Free/Open Source Software) daripada menggunakan software proprietary. Bahkan telah banyak pula saudara kita yang berkarya tanpa mengharap imbalan harta semata, apalagi tahta, seperti para pengembang (urut abjad) BlankOn, Cimande, DSP (Daun Salam), eNdonesia, IGN, KG (Guyub), Nawala, Senayan, Simpin, Sisfokampus, Sisfokol, Voip Rakyat, Zencafe, dan lain sebagainya. Akan sangat panjang kalau semua karya anak negeri saya tulis di sini.
Jika Anda mau memahami tulisan ini, saya lebih yakin lagi "dosa-dosa" itu segera menjadi masa lalu kita. Karena saya dan Anda adalah bagian dari bangsa Indonesia, yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang demokratis, sehingga menjadi bangsa yang seluruh rakyatnya bisa menikmati keadilan sosial dan kesejahteraan hidup di dunia hingga akhirat.
Apa buktinya kita faham dan sadar? Mulai sekarang juga, meskipun dari yang sederhana, kita pakai Linux/FOSS dalam segenap sendi kehidupan TIK kita. Jika ada yang belum mampu karena sangat terpaksa, misalnya jiwa kita terancam kalau tidak menggunakan software proprietary tertentu, hati kita tetap membenci "dosa-dosa" itu. Merdeka! :-)
8 comments:
saya sependapat pak, jangan sampai dosa tersebut kita wariskan kepada generasi berikutnya.
maturnuwun pak.
ya allah,
dtmpat kita banyak software
yg pake crack...
gimana dung? (-______-"
Q sampe sekarang masih "ngga' ngerti" ne kenapa orang2 Indonesia masih banyak yang pada ngga' mau pake linux dan FOSS ...
Weleh .. weleh .. maunya bergaya pake yang propietary, tapi koq bajakan ...
Mungkin karena ibarat kata "pepatah" :
Peraturan dibuat untuk dilanggar ...
Kalo ngga' ada sanksi yaaaa ... melanggar terus menerus jadinya ...
Kalo ngebajak dibiarin yaa ngebajak terus ....
saya juga sudah baca info di web info linux pak !
HIDUP FOSS ! :D
tambahan pak...
mengaku mengajarkan kejujuran, tetapi masih mengajar menggunakan barang bajakan di sekolah... (khususnya guru TIK)... :D
terlalu besar jangkauan saya untuk memikirkan Indonesia, pak!
sementara saya hanya bisa melakukan hal yang kecil-kecil saja, misalnya; mengunakan foss untuk diri sendiri dan keluarga, selanjutnya mengenalkan kepada orang-orang terutama anak-anak di kampung saya melalui kegiatan kecil di http://www.internetforkids.info
ternyata anak-anak lebih mudah dikenalkan linux... :-D
betul pak kebanyakan masih pake bajakan birokrasinya
betul!
ga cuma software aja, lagu juga sudah marak di bajak :p
Post a Comment