Saya bersama para santri melihat hasil pengamatan bulan sabit (hisab rukyatul hilal) dengan Linux dan Stellarium yang ternyata tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan para santri tanpa komputer, sesuai kitab "kuning" yang digunakan para santri. Saya juga menggunakan Linux untuk menghitung pembagian waris, dan ternyata menghasilkan pembagian warisan yang sama dengan hitungan para santri berdasar kitab faroidh yang dipelajarinya.
Alhamdulillah, saya sangat bergembira hari ini, Ahad 24 Juni 2012, karena bisa bertukar pikiran dengan para santri Pondok Pesantren Al Muthohhar di kampung Legok, desa Palinggihan, kec. Plered, kab. Purwakarta. Saya membawa BlankOn Sajadah dan Ubuntu 12.04 lengkap dengan beberapa program yang sesuai dengan ilmu yang dipelajari para santri, antara lain ilmu falak, khususnya hisab-rukyatul-hilal, dan ilmu faroidh (pembagian warisan). Saya tampilkan dua distro Linux itu untuk menunjukkan ke para santri bahwa sebagian karya Indonesia (BlankOn) tidak kalah dengan karya luar negeri seperti Ubuntu, apalagi Windows.
Pondok Pesantren Al Muthohhar ini memiliki banyak keistimewaan bagi saya. Keistimewaan pertama, pesantren ini bukan pesantren modern tapi para santrinya belajar ilmu modern (misal ICT), selain tetap belajar ilmu klasik, misalnya kitab-kitab "gundul" tentang astronomi Islam, faroidh, dll. yang tidak diragukan lagi manfaatnya. Keistimewaan kedua dan ketiga, pesantren ini telah berusia 100 tahun (eksis sejak 1912) dan didirikan oleh salah satu ulama besar K.H. Muhammad Thoha bin K.H. Ahmad Rafe'i. Banyak alumninya yang sukses (berguna di masyarakat) dan menyebar di berbagai kota, termasuk kota Depok tempat tinggal saya saat ini.
No comments:
Post a Comment