Boleh percaya boleh tidak, judul ini memang mengada-ada. Beberapa waktu lalu saya melihat teman-teman jatuh cinta sama Linux, tapi tidak bisa menyandingkan Linux terus-menerus dengan komputernya. Hanya di saat-saat tertentu saja mereka bermesraan dengan Linux, misalnya hanya menggunakan Linux untuk memutar MP3 lagu Teman Tapi Mesra yang sedang populer waktu itu.
Dalam kesehariannya, misalnya di saat komputer digunakan untuk memenuhi kebutuhan bekerja sehari-hari seperti membuat makalah atau laporan keuangan sederhana, termasuk mengetik skripsi, mereka tidak bisa berpisah dengan software yang sebenarnya tidak disukainya, MS Windows 98 yang dilengkapi MS Office 97. Bukan hanya karena mereka tidak mampu membelinya, sehingga mereka membajaknya, lalu takut terhadap sweeping polisi, tapi juga kekhawatirannya terhadap virus dan komputer yang sering hang.
Ada apa gerangan? Rupanya, teman-teman saya itu hanya mampu membeli komputer bekas, dengan prosessor setara Pentium 1 dan RAM 64 MB. Mereka sudah mencoba menginstall beberapa jenis Linux dan OpenOffice.org terbaru, tapi tidak ada satu pun yang bisa menggantikan Windows 98 dan Office 97 itu. Teman saya itu belum bisa menggunakan Abiword dan Gnumeric untuk menggantikan MS Word dan Excel. Itu lah masalahnya.
Jadi, saya menyebut teman-teman saya itu menjadikan Linux sebagai Teman (tapi hanya di saat ingin) Mesra saja, bukan sebagai pasangan hidup...hehehe. Btw, mohon tidak menghubungkan cerita ini dengan isi lagu Teman Tapi Mesra milik Ratu itu.
Lalu, bagaimana teman-teman itu bermesraan dengan Linux untuk memutar MP3? Jawabnya, mereka menggunakan Damn Small Linux. Anda ingin Teman Tapi Mesra dengan Linux juga? Atau sebaliknya, jangan-jangan Anda TTM dengan MS Windows. :-)
No comments:
Post a Comment