Saturday, June 30, 2012

Membuat Handouts PDF Presentasi LibreOffice

Dalam waktu dekat, semua dokumen perkantoran yang digunakan untuk pelayanan publik (pemerintahan, perusahaan, pendidikan, dll.) harus menggunakan format ODF (Open Document Format) dan PDF (Portable Document Format). Pemerintah telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan segera mengeluarkan Peraturan Menteri terkait itu. Banyak yang diuntungkan dan dimudahkan dengan keputusan itu, antara lain karena ada LibreOffice yang free dan open source.

LibreOffice adalah salah satu program atau aplikasi komputer untuk mengedit dan menghasilkan file ODF (misal open document text .odt, spreadsheet .ods, dan presentation .odp) dan PDF. Berikut ini salah satu tips menggunakan LibreOffice Impress untuk menghasilkan file presentasi pegangan peserta (handouts) misalnya 6 slides per halaman dalam bentuk PDF. Tentu LibreOffice Impress juga bisa menghasilkan slides berformat PDF melalui menu File - Export as PDF. Saya belum tahu apakah sekarang MS PowerPoint sudah bisa digunakan untuk membuat slide dan handout PDF secara langsung dan mudah seperti ini. Download LibreOffice dari www.libreoffice.org


Kita mulai membuka atau membuat presentasi dengan LibreOffice Impress, klik File - Print, lalu ikuti tiga langkah dengan tiga gambar di bawah ini. 
  1. Pada bar utama General, pilih salah satu printer, lalu klik Properties. Klik bar Device, lalu pilih Printer language type: PDF. Klik OK.  
  2. Masih pada bar General, di bagian Print - Document, ubah Slides menjadi Handouts. Lalu pada Slide per page, pilih Defaults atau ganti sesuai kebutuhan, misal 6 (slides per page).  
  3. Klik bar utama Options (paling kanan), beri tanda (check) Print to file, lalu klik Print to file. Tentukan folder dan nama file PDF. 
General - Properties - Device 
General - Print - Document: Handouts
Options - Print to file 

Sunday, June 24, 2012

Demo Linux di Pesantren Al Muthohhar

Saya bersama para santri melihat hasil pengamatan bulan sabit (hisab rukyatul hilal) dengan Linux dan Stellarium yang ternyata tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan para santri tanpa komputer, sesuai kitab "kuning" yang digunakan para santri. Saya juga menggunakan Linux untuk menghitung pembagian waris, dan ternyata menghasilkan pembagian warisan yang sama dengan hitungan para santri berdasar kitab faroidh yang dipelajarinya.

Alhamdulillah, saya sangat bergembira hari ini, Ahad 24 Juni 2012, karena bisa bertukar pikiran dengan para santri Pondok Pesantren Al Muthohhar di kampung Legok, desa Palinggihan, kec. Plered, kab. Purwakarta. Saya membawa BlankOn Sajadah dan Ubuntu 12.04 lengkap dengan beberapa program yang sesuai dengan ilmu yang dipelajari para santri, antara lain ilmu falak, khususnya hisab-rukyatul-hilal, dan ilmu faroidh (pembagian warisan). Saya tampilkan dua distro Linux itu untuk menunjukkan ke para santri bahwa sebagian karya Indonesia (BlankOn) tidak kalah dengan karya luar negeri seperti Ubuntu, apalagi Windows.

Pondok Pesantren Al Muthohhar ini memiliki banyak keistimewaan bagi saya. Keistimewaan pertama, pesantren ini bukan pesantren modern tapi para santrinya belajar ilmu modern (misal ICT), selain tetap belajar ilmu klasik, misalnya kitab-kitab "gundul" tentang astronomi Islam, faroidh, dll. yang tidak diragukan lagi manfaatnya. Keistimewaan kedua dan ketiga, pesantren ini telah berusia 100 tahun (eksis sejak 1912) dan didirikan oleh salah satu ulama besar K.H. Muhammad Thoha bin K.H. Ahmad Rafe'i. Banyak alumninya yang sukses (berguna di masyarakat) dan menyebar di berbagai kota, termasuk kota Depok tempat tinggal saya saat ini.