Wednesday, March 30, 2011

Selamat Hari Kemerdekaan Dokumen

Selamat Hari Kemerdekaan Dokumen...

Rabu 30 Maret 2011 ini Hari Kemerdekaan Dokumen dirayakan di berbagai belahan dunia. Barangkali Anda bertanya, mengapa dokumen dimerdekakan? Apakah kalau ada dokumen merdeka berarti ada dokumen terjajah?

Maksud kemerdekaan dokumen adalah Anda bebas mengontrol semua dokumen yang Anda buat, Anda miliki, Anda simpan, sampai kapan pun juga, jika Anda menggunakan format dokumen terbuka ODF (OpenDocument Format). Lalu apa itu ODF?

ODF adalah "standar terbuka dan bebas" yang disepakati bersama (ISO/IEC 26300:2006, SNI 26300:2011) dalam pembuatan dokumen perkantoran, seperti pemformatan teks, spreadsheet, presentasi, dan gambar. Salah satu program perkantoran yang telah lama menggunakan ODF adalah OpenOffice/LibreOffice. Kesepakatan bersama menggunakan standar terbuka ini berlaku sejak 2006 melalui badan standar dunia ISO (international organization for standard), IEC (International Electrotechnical Commission), dan SNI (Standar Nasional Indonesia). Lalu mengapa harus terbuka dan bebas?

Dengan mengggunakan ODF yang terbuka dan bebas, Anda mengontrol sepenuhnya semua dokumen yang Anda buat, tidak bergantung ke vendor tertentu, dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk royalti atau lisensi atas penggunaan format itu. Sebaliknya jika Anda menggunakan format perkantoran yang tidak sepenuhnya terbuka dan bebas, Anda akan tergantung ke vendor tertentu yang tidak mau membuka dan membebaskan format dokumen yang dibuat dengan program/produk vendor itu. Contohnya? Anda pasti tahu apa nama program dan siapa vendornya. :-)

Sunday, March 27, 2011

Fakir-miskin juga Berhak jadi Teknokrat



Fakir-miskin juga Berhak jadi Teknokrat...

Di Minggu pagi yang cerah 6 Maret 2011, saya silaturahim ke sebuah pesantren "Open Source" di belakang masjid Kubah Emas Cinere Depok. Saya melihat semangat para santri yang luar biasa untuk menguasai teknologi informasi berbasis Open Source.

Pesantren yang dikelola bersama antara Yayasan Profesi Terpadu Nurul Fikri (LP3T-NF) dan LAZIS PT PLN ini istimewa karena tiga hal: 1) kurikulumnya mencakup teknologi, kewirausahaan/kepemimpinan, dan akhlak mulia, 2) perangkat lunak yang digunakan dan dipelajari berbasis Open Source, 3) semua santrinya berasal dari keluarga dhuafa atau fakir-miskin. Setahu saya, ini satu-satunya pesantren "Open Source untuk Fakir-miskin" yang ada di dunia. Kalau ada pesantren serupa di tempat lain, mohon Anda beri tahu saya. Para pengelola pesantren ini berharap ada banyak pesantren serupa di Indonesia.

Tiga latar belakang pendirian pesantren ini adalah: 1) kurangnya pemimpin yang memiliki wawasan iptek dan berakhlak mulia, 2) kurangnya tenaga ahli di bidang TI berbasis Open Source, 3) sedikitnya keluarga fakir-miskin yang memiliki kesempatan menjadi ahli TI dan pemimpin di berbagai lini kehidupan. Menurut kami, anak dari keluarga fakir-miskin juga punya hak dan kewajiban menjadi teknokrat, yakni pemimpin formal (birokrat) maupun non formal yang dijadikan pemimpin karena penguasaannya di bidang ICT (teknologi).

Mungkin ada yang bertanya, mengapa berbasis Open Source? Karena telah banyak bukti bahwa untuk menguasai teknologi informasi secara bebas tanpa ketergantungan pihak lain harus menggunakan konsep Open Source, software yang bebas digunakan, dipelajari, dan disebarluaskan secara legal tanpa harus membeli lisensi.

Catatan: Kata Open Source ini mewakili gerakan Free Software dan Open Source Software, dengan contoh produk bernama sistem operasi Linux, aplikasi perkantoran LibreOffice, pemrograman Python, Java dan PHP, database MySQL dan PostgreSQL, server web Apache, server email Postfix, server proxy Squid, menggambar dengan Inkscape, dan mengedit foto dengan Gimp, dan lain-lain.