Sunday, February 27, 2011

Jika Linux hanya Android

Jika Linux "hanya" Android...

Android telah membuat Linux dan Open Source menjadi sangat "manusiawi" dan "nyaman" digunakan. Pengguna Android merasakan Linux yang ada di hp (handphone/smartphone) atau tablet-nya itu bukan barang aneh. Lalu mengapa Linux selain Android tidak/belum bisa seperti Android?

Penyebab pertama Android mudah diterima pengguna hp dan tablet (Android-Pad) adalah karena Android menggabungkan Linux dan program-programnya dengan perangkat keras hp dan tablet dalam satu paket perakitan dan penjualan. Itu tidak/belum terjadi dengan umumnya sistem operasi Linux non Android. Umumnya Linux masih dikembangkan secara "mandiri" atau terpisah dengan perakitan komputer. Selain Android, hanya beberapa Linux yang sukses dalam penjualan karena berhasil memaket dengan perakitan dan penjualan hardware ini, salah satu contohnya Linux RedHat yang dipaket dalam penjualan server. Kita masih menunggu Linux Meego yang sedang ditinggal induknya - Nokia. Kita juga masih menunggu BlankOn versi selanjutnya. :-)

Penyebab kedua Android mudah diterima pengguna adalah keberhasilan memenuhi kebutuhan pengguna hp yang tidak seluas kebutuhan pengguna komputer. Padahal kita tahu komputer itu sangat luas penggunaannya dan selama ini hanya berisi program proprietary, mulai dari office hanya MS Office, grafis hanya Photoshop dan Coreldraw, pengolah data hanya SPSS, pemrograman hanya VB, main game online hanya tersedia untuk Windows, dsb.

Penyebab ketiga, pengguna hp sudah terbiasa dengan perubahan menu dan tampilan. Pengguna hp tidak merasa aneh ketika berpindah dari satu merek ke merek hp yang lain, meskipun perlu belajar atau menyesuaikan diri. Ini tidak terjadi dengan umumnya pengguna komputer yang tidak biasa dengan perubahan sistem operasi, tahunya komputer itu hanya Windows dan maunya hanya pakai Windows. :-)

Jadi, "nasib" Linux di komputer akan sangat berbeda jika Linux "hanya" Android. Artinya:
  • Linux dipaket dalam perakitan dan penjualan komputer desktop, netbootk, notebook, dan server.
  • Pengguna komputer mau pakai office selain MS Office, pengolah foto selain Photoshop, penggambar selain CorelDraw, pemrograman selain VB, game online yang tersedia di Linux, dan lain-lain.
  • Pengguna komputer menyadari bahwa berganti menu dan tampilan desktop itu hal biasa, seperti berganti merek hp saja.

NB: Nama-nama program yang saya sebut itu hanya contoh, masih banyak program sejenis atau program untuk penggunaan lain yang telah menjadi "ketergantungan" pengguna komputer tapi hanya tersedia untuk Windows.

5 comments:

Anonymous said...

memang lebih mudah jika "memperkenalkan" linux melalui medium yang sudah familier dengan masyarakat kita. yang jadi masalah kurang populernya linux di desktop karena kebanyakan mayoritas kita memang tidak terlalu "ngutak-utik" komputer dibandingkan hape.

Sapto said...

Pengguna komputer Indonesia kebanyakan sudah windows minded. Cara yg cukup efektif untuk perkenalkan linux menurut aq dengan mengubah tampilan desktop linux menjadi tampilan windows XP atau windows 7 misalnya. Jadi pengguna yang biasa pake windows, saat beralih ke linux merasakan adanya kenyamanan saat menggunakannya. Yang paling susah di dunia ini kan ya itu mengubah kebiasaan ...

Andy MSE said...

dengan semakin nyamannya linux sekarang ini, seharusnya migrasi ke linux pun bisa dilakukan dengan mudah. sayangnya ada "cap di kuduk" (stigma) bahwa linux itu susah...
padahal di http://www.internetforkids.info terbukti bahwa stigma itu keliru... :-D

Sapto said...

Persoalannya bukan linux itu susah, tetapi susah untuk mengubah kebiasaan kebanyakan orang yang sebelumnya sejak awal sudah terpatri windows, seperti susahnya mengubah kebiasaan seorang yang biasa menulis dengan tangan kiri untuk menulis dengan tangan kanan ....
Seandainya seseorang di ajarkan linux sejak awal sebelum mengenal OS lainnya, pastinya jika kemudian orang tersebut harus beralih ke windows, akan merasa kurang nyaman ...

Ade Malsasa Akbar said...

Saya terharu, Pak. Mengapa dua hal yang sama bisa memberikan hasil yang berbeda? Pasti subjeknya ya, Pak? Duh, senangnya saya.

Mengenai isi posting ini, saya kira masuk akal semua. Kesimpulan saya, masih ada banyak hal yang lowong (untuk digarap) di Linux. Terutama untuk memasyarakatkannya di Indonesia.

Saya mengagumi Pak Rusmanto yang begitu konsisten sampai sekarang. Salam hangat dan jabat erat, Pak.